Kalsel

PPKM Berjilid-jilid, Covid-19 di Kalsel Terus Melonjak, Ketua IDI Ungkap Alasannya

apahabar.com, BANJARMASIN – Tren kasus penularan Covid-19 di Kalimantan Selatan terus melonjak. Padahal hampir di seluruh…

Featured-Image
Tingkat kepatuhan menjaga jarak masyarakat di Kalsel justru dilaporkan membaik pada pekan kedua PPKM level IV. Foto kerumunan di GOR Hasanuddin, Banjarmasin diambil pada Rabu 5 Agustus. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Tren kasus penularan Covid-19 di Kalimantan Selatan terus melonjak.

Padahal hampir di seluruh kabupaten/kota, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level III hingga IV sudah dilakukan berjilid-jilid.

Lantas apa penyebab angka penularan virus Covid-19 tak kunjung melandai?

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel, M Rudiansyah angkat bicara. Terus melonjaknya angka penularan Covid-19 disebabkan oleh sejumlah hal. Yang paling utama lantaran minimnya ketaatan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan atau prokes.

“Masyarakat kita masih sangat abai menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya kepada bakabar.com, baru tadi.

M Rudiansyah mencontohkan masyarakat Kalsel masih abai dalam penggunaan masker. Apalagi menjaga jarak fisik.

Aturan PPKM level, seperti penerapan kapasitas ruangan yang hanya boleh diisi oleh 25 persen orang, juga kerap dilanggar.

“Jauh dari taat,” ujarnya.

img

Tingkat kepatuhan masker di Kalsel periode 2-8 Agustus. Foto: Covid-19.go.id

Apa yang dikatakan M Rudiansyah selaras dengan analisis Kementerian Kesehatan. Pada periode 26 Juli-1 Agustus, tingkat kepatuhan masyarakat Kalsel mengenakan masker hanya 82.79. Kalsel menjadi provinsi terendah tingkat kepatuhan masker se-Pulau Kalimantan.

Tingkat kepatuhan masyarakat Kalsel mengenakan masker baru beranjak signifikan menjadi 87.54 pada periode 2-8 Agustus. Saat itu pembatasan kegiatan masyarakat level IV menginjak pekan kedua.

Lain lagi dengan tingkat kepatuhan menjaga jarak. Pada periode 27 Juli hingga 1 Agustus, tingkat kepatuhannya hanya di angka 67.10.

Capaian di bawah 75 persen itu menjadikan Kalsel sebagai provinsi terendah tingkat kepatuhan menjaga jarak di Kalimantan.

Tingkat kepatuhan menjaga jarak fisik warga Kalsel baru berangsur membaik pada periode 2-8 Agustus. Pada pekan kedua PPKM level IV itu, tingkat kepatuhan menjaga jarak Kalsel berada di angka 87.54.

img

Tingkat kepatuhan jaga jarak di Kalsel periode 2-8 Agustus. Foto: Covid-19.go.id

Kendati demikian, menurut M Rudiansyah, ketidaktaatan protokol kesehatan tak bisa sepenuhnya disalahkan ke masyarakat. Pemerintah turut andil dalam minimnya pengawasan.

“Pengawasannya masih belum optimal,” katanya.

Namun pengawasan tentu saja tidak cukup. Pemerintah juga harus bisa mencarikan solusi untuk masyarakat yang terdampak PPKM.

“Selain pengawasan dan peneguran yang humanis dan simpatik, pemerintah juga harus hadir membantu masyarakat, terkhusus untuk mereka yang kehilangan pekerjaan,” katanya.

M Rudiansyah mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan penerapan protokol kesehatan masyarakat. Sebab, apabila masih saja abai, bukan tak mungkin pandemi ini akan semakin berkepanjangan.

“Saat ini kita sudah melihat kondisi semakin buruk. Para tenaga kesehatan juga sudah makin banyak yang terpapar. Jangan biarkan situasi ini makin runyam,” katanya.

Sinergitas dari semua pihak, termasuk masyarakat Kalsel sendiri sangat diperlukan untuk mengantisipasi pagebluk ini terjadi makin lama lagi.

M Rudiansyah hakulyakin dengan kerja sama semua pihak, situasi pandemi Covid-19 akan makin cepat teratasi.

Ironi PPKM Level IV Banjarmasin: Anggaran Miliaran, Mobilitas Warga Malah Naik!



Komentar
Banner
Banner