Kasus Flu Burung

PPDI Minta Warga Tanbu Kalsel Tak Panik Hadapi Flu Burung

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai flu burung dan tidak

Featured-Image
Pemeriksaan flu burung terhadap unggas. Foto-Disbunnak Kalsel untuk apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) meminta masyarakat Indonesia terutama Kalimantan Selatan untuk mewaspadai flu burung dan tidak terpicu kepanikan.

Sebab flu burung masih menular di kalangan unggas, belum merambah ke manusia. Meski di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan telah dilaporkan ada 30 unggas yang terindikasi flu burung.

"Tidak perlu panik, karena hingga saat ini kasus penyakit menular pada unggas, namun perlu tetap waspada karena situasi sangat dinamis," kata Erlina Burhan di Jakarta, Jumat (3/3).

Baca Juga: Disbunnak Kalsel; Unggas Terpapar Flu Burung Aman Dikonsumsi

Erlina menerangkan bahwa flu burung merupakan nama lain dari avian influenza yakni penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A atau virus H5N1. H5N1 tergolong high pathogenic avian influenza (HPAI) yaitu penyakit zoonosis yang berasal dari unggas yang sangat fatal dan menular.

"Namun, seiring berjalannya waktu kejadian luar biasa HPAI di dunia menjadi cukup terkendali," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa H5N1 dapat menginfeksi berbagai macam spesies hewan seperti babi, kuda hingga mamalia laut. Bahkan terdapat satu kasus terkonfirmasi pertama flu burung pada manusia yang menyebabkan kematian di Kamboja.

Baca Juga: Flu Burung Terdeteksi di Kalsel, Masyarakat Dianjurkan Jangan Panik

"Sampai saat ini investigasi kasus masih berlangsung dan belum ditemukan bukti adanya transmisi antarmanusia," jelasnya.

Erlina juga meminta masyarakat harus mengetahui bagaimana cara penularan flu burung agar dapat melakukan pencegahan dengan intervensi yang benar.

"Penularannya pertama kontak dengan sekret atau cairan unggas atau tinja unggas yang terinfeksi, atau bisa jadi dari udara yang tercemar atau kontak dengan benda yang tercemar influenza," imbuh dia.

Baca Juga: Kemenkes Cek Flu Burung Terkait 30 Unggas Mati di Kalsel

Masyarakat yang memiliki gejala influenza-like illness setelah kontak dengan unggas terinfeksi dalam 10 hari terakhir maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas pelayanan Kesehatan terdekat dan melakukan isolasi diri hingga terbukti tidak terjangkit Flu Burung.

"Sekali lagi kami imbau masyarakat jangan panik, karena masih belum terbukti terjadi penularan dari manusia ke manusia seperti COVID-19, ini baru dari unggas ke manusia, namun tetap waspada," pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI terus melakukan pendalaman terhadap 30 kasus flu burung atau H5N1 di Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Yang di Kalimantan Selatan, kami lagi cek apakah variannya benar-benar Flu Burung," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jakarta, Selasa malam (28/2).

Baca Juga: Kemenkes Deteksi Dini Kasus Flu Burung di Tanah Bumbu Kalsel

Dalam pengecekan tersebut, pihaknya membenarkan penyebab kematian puluhan ekor unggas tersebut karena terserang flu burung. Namun penularannya terjadi antara hewan dengan hewan.

"Kalau nanti itu benar (Flu Burung), yang sudah kita cek penularannya bukan dari manusia ke manusia, tapi dari hewan," ujarnya.

Menkes mengatakan setelah memastikan sumber penularan dari penyakit tersebut, mereka akan melakukan upaya mitigasi yang diperlukan aga segera menangani kasus tersebut.

Editor


Komentar
Banner
Banner