News

Kemenkes Cek Flu Burung Terkait 30 Unggas Mati di Kalsel

Kasus kematian 30 unggas di Kalsel terus diperiksa Kemenkes untuk mengambil tindakan mitigasi dalam menekan angka penularannya.

Featured-Image
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Foto-Net.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI terus melakukan pendalaman terhadap 30 kasus flu burung atau H5N1 di Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Yang di Kalimantan Selatan, kami lagi cek apakah variannya benar-benar Flu Burung," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jakarta, Selasa malam (28/2)

Dalam pengecekan tersebut, pihaknya membenarkan penyebab kematian puluhan ekor unggas tersebut karena terserang flu burung. Namun penularannya terjadi antara hewan dengan hewan.

Baca Juga: Musim Hujan 'Ramah' Virus Influenza, Bagaimana Menangkalnya?

"Kalau nanti itu benar (Flu Burung), yang sudah kita cek penularannya bukan dari manusia ke manusia, tapi dari hewan," ujarnya.

Menkes mengatakan setelah memastikan sumber penularan dari penyakit tersebut, mereka akan melakukan upaya mitigasi yang diperlukan aga segera menangani kasus tersebut.

Menurut Budi, Kemenkes telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan surveilans terhadap setiap kasus kematian unggas di daerah.

Jika jumlah kasusnya signifikan, maka Kementan akan berkoordinasi dengan Kemenkes untuk upaya penanggulangannya.

"Kami sudah keluarkan surat kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan kalau ada indikasi kematian unggas yang siginifikan, itu nanti harus koordinasi sama kami, karena berikutnya itu bisa menular ke manusia," ujarnya.

Baca Juga: Kendalikan Penyakit Campak, Pemkot Surabaya Tingkatkan Cakupan Imunisasi Measles Rubella

Menurut Budi, kasus Flu Burung yang terjadi baru-baru ini di Kamboja terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia.

"Sampai sekarang yang terjadi di Kamboja, semua Flu Burung penularannya terjadi dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia. Mudah-mudahan juga nggak terjadi dari manusia ke manusia," katanya.

Budi menambahkan fokus pengawasan Kemenkes saat ini tertuju pada insiden kematian hewan dalam jumlah signifikan.

"Kami telah mengidentifikasi hewan di sejumlah daerah. Kalau unggasnya banyak mati, kami kejar. Itu yang kita masih double check dengan Kalimantan Selatan, apakah variannya Flu Burung," jelasnya.

Baca Juga: 5 Jurus Jitu Kemenkes Cegah Stunting di Indonesia

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, mengidentifikasi 30 kasus positif flu burung pada unggas.

Pengecekan Dinkes kemudian dilanjutkan dengan uji sampling melalui sampel swab trakea. Total 30 kasus didapatkan dari pemeriksaan 80 unggas yang diambil secara rendom.

"Ada 80 unggas kami lakukan pemeriksaan swab trakea, hasil laboratorium dari sampel tersebut dinyatakan positif flu burung sebanyak 30 ekor," jelas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu, Andrie Juniar Tenggara di Batulicin, Senin (27/2).

Di luar kasus tersebut, adanya kenaikan wabah HPAI H5N1 clade 2.3.4.4b dan clade 2.3.2.1c di dunia dan telah teridentifikasi positif virus H5N1 clade 2.3.4.4b. Ini dibuktikan melalui uji PCR dan sequencing di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan.

Editor


Komentar
Banner
Banner