Kalsel

POPULER SEPEKAN: Mutilasi Teman Kencan di Banjarmasin, Ibu Hamil Tewas di Bati-Bati hingga Ditusuk di Pahandut

apahabar.com, BANJARMASIN – Pandemi Covid-19 belum berakhir, kasus kekerasan perempuan dan anak juga terus terjadi. Dalam…

Featured-Image
Seorang pemuda di Pahandut, Kalimantan Tengah diamankan petugas gabungan karena menusuk seorang ibu hamil yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Foto: Istimewa

Saat sejumlah warga mendekat, alangkah terkejutnya mereka mendapati sesosok jasad wanita tanpa busana. Bagian kanan bahunya penuh luka bakar. Kepalanya tiada.

Tak lama polisi datang, polisi berhasil mengamankan sejumlah petunjuk penting. Salah satunya benda serupa kalung yang berisi kartu pengenal.

Belum lagi mencari siapa pelakunya, polisi sempat kesulitan mengidentifikasi korban.

Beruntung saat melakukan olah TKP petugas menemukan kepala korban yang terpisah sejauh 10 meter dari raganya.

Secepat kilat informasi penemuan jasad tanpa kepala di Belda Banjarmasin tersiar di media sosial. Termasuk hingga ke seorang pemuda bernama Yogi Hidayat.

Dari RS Ulin Banjarmasin, Yogi mengonfirmasikan jika korban mutilasi itu ialah Rahmah, istrinya.

Terakhir kali, ibu tiga anak itu pamit kepadanya keluar membeli susu anak sekitar pukul 21.00.

“Ternyata itu terakhir kali saya melihatnya,” ujar pemuda 23 tahun itu.

Sebelum bersama Yogi, Rahmah sudah tiga kali menikah. Dari pernikahan terakhirnya itu, dua anak lahir. Masing-masing berusia 1,4 tahun, dan 3 bulan.

Beberapa hari sebelum peristiwa nahas itu, Rahmah kerap terlihat termenung. Kepada Yogi, ia mengaku mempunyai masalah dengan seorang pria.

“Tapi dia tidak mau bilang berseteru dengan siapa,” katanya.

Beranjak dari temuan kalung itu, polisi akhirnya menangkap terduga pembunuh Rahmah.

Dia adalah Harry Purwanto. Saat pamit dengan suaminya itu, Rahmah rupanya bertemu dengan Harry di kawasan Pasar Sudimampir.

Dari sana keduanya sepakat untuk berkencan dengan tarif Rp300 ribu. Plus uang kamar Rp100 ribu.

Mereka lalu pergi ke losmen. Namun, saat hendak melakukan kencan berbayar, Rahmah disebut meminta tambahan uang Rp500 ribu. Tersangka Harry setuju.

Saat berkencan, Rahmah -masih menurut penuturan Harry- kembali meminta tambahan uang Rp500 ribu.

Ketika itu, Harry mau-mau saja. Uang tambahan dikasih kepada Rahmah. Mereka lantas bersetubuh.

Saat asyik memacu birahi, Rahmah kembali membujuk dan meminta uang tambahan kepada Harry sebanyak Rp500.000. Katanya untuk belanja keperluan anak.

Usai bersetubuh, lagi-lagi, Harry mengikuti permintaan Rahmah. Mereka kemudian menuju retail perbelanjaan.

“Di sana, korban berbelanja keperluan bayi seperti popok, alat-mandi dan lainnya. Nilainya Rp700.000,” kata Rachmat.

Dari sana, mereka beranjak ke salah satu tempat penginapan lain, yakni Losmen Swarga. Masih di kawasan yang sama, untuk menitipkan barang belanjaan.

“Korban memang sering ke sana. Di situ barang belanjaan dititipkan,” kata Rachmat.

Setelah itu pelaku mulai dongkol dengan korban. Harry kemudian meminta korban untuk mengantarkannya pulang.

Permintaan tersebut dipenuhi korban asalkan pelaku kembali memberikan uang sebesar Rp500 ribu.

Alih-alih minta antar pulang ke rumah, pelaku malah membawa korban ke rumah kosong yang menjadi tempat pembantaian.

"Di situ korban diminta masuk ke dalam rumah kosong. Katanya untuk mengambil uang," kata Rachmat.

Saat lengah, dari arah belakang, pelaku kemudian menggorok leher korban dengan senjata tajam jenis belati.

Waktu itu, Rahmah sempat berteriak kesakitan minta tolong. Namun, tak ada satupun warga yang menggubris lolongannya malam itu hingga ia tewas.

Dari pengakuan pelaku, pemenggalan kepala itu hanya memakan waktu 3 menit saja.

Setelah korban tewas dengan kepala terpenggal, pelaku lantas melucuti pakaian korban untuk membersihkan darah yang berceceran guna menghilangkan jejak.

Usai mengeksekusi korban, pelaku sempat kebingungan dan menggotong badan serta kepala korban.

“Diikat pakai gorden lalu digotong ke dalam WC rumah kosong tersebut,” timpal Kapolsek Banjarmasin Barat, AKP Faizal Rahman.

Sebab itu, kata dia, banyak ceceran darah ditemui dalam kamar mandi di rumah kosong tersebut.

Namun, sesampainya di dalam WC, Harry kembali bingung.

"Pikirnya, kalau dalam sini pasti ketahuan. Sehingga dia memutuskan untuk membakar korban,” katanya.

Akan tetapi, saat itu korban sudah kehabisan uang. Dia lantas pulang ke rumahnya di Jalan Pembangunan I, Belitung Selatan, Banjarmasin Barat.

Kepada Kandar, orang yang diminta untuk menjaga rumah, Harry meminta uang Rp10.000.

“Kepada Kandar dia juga bercerita kalau habis membunuh orang. Kandar kemudian memberinya uang dan mengusirnya,” katanya.

Selepas itu, Harry berniat membeli bensin, namun tidak dapat. Ia lantas membeli solar.

Setelah membeli solar, dia kembali ke rumah kosong tempat Rahmah dibunuh. Dia kemudian coba membakar jasad Rahmah dan kabur.

“Untuk menghilangkan jejak,” kata Harry.

Saat ini pelaku telah berada di Mapolresta Banjarmasin untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Atas perbuatannya, polisi bakal menjerat pelaku dengan Pasal 338 ayat 3 KUHP tentang Pembunuhan. Ancaman hukuman 15 tahun penjara.

“Jika tidak ada hukum dalam negara ini, nyawa kami bayar nyawa,” ujar Yogi suami Rahmah.

Komentar
Banner
Banner