BURONAN KPK

Polri Klaim Tak Tahu Harun Masiku Jadi Marbut Masjid di Malaysia

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengeklaim tak mengetahui informasi keberadaan buronan Harun Masiku yang disebut menjadi marbut masjid di

Featured-Image
Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan (Foto: apahabar.com/BS)

bakabar.com, JAKARTA - Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengeklaim tak mengetahui informasi keberadaan buronan Harun Masiku yang disebut menjadi marbut masjid di Malaysia.

Bahkan ia juga belum mendapat informasi dari Interpol terkait Harun Masiku yang kemungkinan melancong ke sejumlah negara.

“Interpol Indonesia belum ada menerima respon atau info dari negara-negara yang dimungkinkan tempat yang bersangkutan bersembunyi,” ujar Ramadhan, Jumat (3/3).

Baca Juga: KPK Bantah Harun Masiku Jadi Marbut Masjid di Malaysia

Ia menjelaskan Harun Masiku kemungkinan masuk ke negara lain tidak menggunakan jalur resmi. Sebab bakal terdeteksi pihak imigrasi dan segera dilakukan penangkapan.

“Sejauh ini Red Notice atas nama HM (Harun Masiku) yang sudah di sebar melalui jalur komunikasi Interpol I-24/7,” ungkapnya.

Diketahui, beredar kabar buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Masiku pernah berada di Malaysia. Dirinya disebut menjadi marbot di salah satu masjid di sana.

Baca Juga: Harun Masiku Tak Kunjung Ditangkap, Pukat UGM: Jadi Tolak Ukur Independensi KPK

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengaku belum mengetahui pasti kabar itu. Dia memastikan setiap informasi tentang Harun Masiku didalami.

“Intinya, semua DPO (daftar pencarian orang) pasti akan kita cari,” kata Alex di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.

Alex enggan memerinci perkembangan pencarian Harun saat ini. Dia memastikan buronan itu bakal ditangkap.

Baca Juga: Irit Bicara Soal Pengejaran Harun Masiku, Firli: Kita Tetap Kerja

“Satu per satu kan akhirnya berhasil kita tangkap,” ucap Alex.

Hingga kini, buronan KPK tersisa tiga orang. Yaitu Kirana Kotama yang dicari sejak 2017, Paulus Tannos yang diketahui berada di Singapura, dan Harun Masiku.

Kirana terlibat dalam kasus dugaan suap pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau pada 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

Selanjutnya, ada Paulus Tannos yang diketahui ada di Singapura. Dia terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).

Buronan terakhir, yaitu Harun Masiku. Dia sudah dikejar sejak tahun 2020 oleh KPK untuk mempertanggungjawabkan kasus dugaan suap PAW DPR.

Editor


Komentar
Banner
Banner