bakabar.com, TANJUNG – Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Hidayatullah di Desa Maburai, Kecamatan Murung Pudak, Tabalong, Senin (28/2).
Silaturahmi yang dirangkai dengan peringatan Isra Mikraj ini sekaligus menyosialisasikan bahaya radikalisme, terorisme, dan intoleransi. Kegiatan ini dihadiri Pimpinan Ponpes Hidayatullah, Ustaz Abdurrahman, para ustaz dan ustazah, para santri dan orang tuanya.
“Dengan sosialisasi ini kita berharap dapat mengantisipasi dan mendeteksi secara dini. Jangan sampai paham-paham tersebut berkembang di yayasan seperti ini,” kata Kanit II subdit IV Direktorat Intelkam Polda Kalsel, Kompol Muhammad Sukar.
Kata Sukar, sosialiasi seperti ini tidak hanya dilakukan di Tabalong saja, melainkan di seluruh wilayah Kalsel. Selama 2022 ini pihaknya sudah menggelar lima kali sosialisasi yang di antaranya berlangsung di Banjarmasin, Banjar, dan Tabalong.
“Sosialisasi digelar di kampus, sekolah umum, majelis taklim, termasuk yayasan seperti ini dan seluruh kelompok masyarakat, baik muslim maupun non muslim,” beber Sukar.
Sejauh ini, dia belum mendeteksi keberadaan paham radikal di Tabalong. Namun tidak di sejumlah wilayah lain di Banua, meski dia tidak kenyebutkan secara spesifik daerah yang dimaksud.
“Di Tabalong belum ada terdeteksi paham tersebut, tapi di wilayah lain di Kalsel ada beberapa tempat yang sudah kami deteksi. Namun tidak menutup kemungkinan kalau kami tidak masuk melakukan deteksi dini maka akan masuk paham-paham tersebut ke yayasan seperti ini,” ucapnya.
Menyikapi masalah ini, Sukar meminta masyarakat dapat bekerja sama membantu kepolisian apabila menemukan paham-paham tersebut di lingkungan masyarakat.
“Segera saja menghubungi Polsek atau Satintelkam Polres Tabalong, sehingga segera kami dapat melakukan antisipasi. Kita berharap paham-paham tersebut jangan sampai berkembang di wilayah Polda Kalsel, khususnya di Tabalong,” imbuhnya.
Terpisah, Pimpinan Ponpes Hidayatullah, Ustaz Abdurahman, menegaskan pihaknya tidak setuju gerakan-gerakan yang bersifat radikal dan identik dengan kekerasan.
“Alhamdulillah di dunia pendidikan kita ini tidak ada paham tersebut, karena di sini kita menanamkan kecerdasan spiritual,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menanggapi soal penampilan sebagian kelompok yang identik dengan jenggot, celana cingkrang, dan cadar. Dia menyebut penampilan itu sudah ada sejak dahulu.
“Masalah pakaian itu pilihan masing-masing. Yang penting hati kita tidak melakukan paham-paham radikal, terorisme, dan intoleransi,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan penceramah dari Kemenag Tabalong dan juga dihadiri Kasat Intelkam Polres Tabalong, AKP Tatang Suryawan, Perwira Unit Iptu Agus Murti beserta jajarannya.