Penyakit ginjal

Pola Makan untuk Orang dengan Penyakit Ginjal, Batasi Protein

Pola makan adalah hal utama bagi kesehatan. Pahami diet khusus pengidap ginjal untuk hidup yang lebih sehat

Featured-Image
Ilustrasi Pola Makan Sehat Untuk Penyakit Ginjal. Foto: Xsandra/iStock Photo

bakabar.com, JAKARTA - Pola makan adalah hal utama bagi kesehatan. Pahami diet khusus pengidap ginjal untuk hidup yang lebih sehat.

Dari data Kementerian Kesehatan yang dilansir Databoks, pada 2022 terdapat 269 kasus gangguan ginjal akut di 27 provinsi. Di Amerika, lebih dari 1:7 orang dewasa mengidap penyakit ginjal kronis (CKD). Sebagaian besarnya tidak menyadari bahwa sudah sampai kondisi kronis.

Ginjal dipenuhi pembuluh darah kecil yang menyaring toxic dan air dari darah sehingga dikeluarkan oleh tubuh.

Penderita ginjal kronis tidak dapat menyaring darah seperti normalnya, sehingga menyebabkan penumpukan tersebut dalam tubuh. Dan meningkatkan risiko asam urat, penyakit tulang, dan jantung.

Melansir Everyday Health, Senin (16/10), diabetes dan hipertensi (darah tinggi) adalah dua penyebab utama penyakit ginjal.

Kadar gula darah yang tinggi dan tak terkontrol dan tekanan darah yang tinggi merusak pembuluh darah ginjal sehingga tidak melakukan tugasnya dengan baik.

"Jika tidak ditangani dan dikontrol, keduanya memiliki dampak pada perkembangan ginjal kronis seiring berjalannya waktu," kata Krista Maruschak, seorang ahli diet.

Pola Hidup Untuk Ginjal Lebih Sehat

makanan
Ilustrasi clean eating. Foto: nensuria/istock photo

Diet atau pola hidup salah satu hal terpenting menjaga kesehatan ginjal untuk mencegah atau menangani ginjal kronis tersebut.

Sebuah diet yang baik untuk ginjal harus membatasi kadar natrium, kolestrol dan lemak. Sehingga berfokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, dan daging tanpa lemak.

"Membatasi nutrisi tertentu pada makanan dapat mengurangi risiko lain di masa depan," ujar Maruschak.

Pola makan orang dengan gangguan ginjal bisa mengatur porsi makannya dengan mengisi setengah piring dengan sayuran dan buah-buahan, serta seperempat dengan protein tanpa lemak, dan seperempat lainnya dengan biji-bijian.

Menjaga asupan natrium dapat membantu tekanan darah agar terkendali. Targetkan sekitar 2.300 miligram per hari, atau sekitar 1 sendok teh garam.

"Jika berisiko tekanan darah tinggi lebih besar, ada baiknya mengikuti diet rendah sodium, dan pola mahan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)," tambah Maruschak.

Ia juga membeberkan beberapa saran untuk menjaga asupan sodium dalam tubuh, seperti melakukan riset sebelum makan di restoran mengenai takaran garam yang digunakan. Atau memilih untuk memasak sendiri guna menjaga asupan tersebut.

"Saat menghindari garam, Anda dapat memilih penyedap lainnya seperti lada, herbal, lemon dan lainnya," ujarnya.

Waspadai Protein

Makanan
Ilustrasi variasi daging tanpa lemak. Foto: bit245/istock photo

Protein memang baik untuk tubuh. Namun bagi penderita ginjal kronis, protein sulit untuk diolah dalam tubuh, sehingga membuat ginjal bekerja lebih keras.

Penelitian ini masih dikaji secara menyeluruh, namun dalam penelitian pada tahun 2020, dokter mungkin merekomendasikan diet rendah protein jika sudah menderita ginjal kronis.

Mereka harus membatasi asupan protein hingga 0,6 hngga 0,8 gram per kilogram berat badan untuk mengurangi perkembangan penyakit ginjal.

"Misalnya, seorang dengan berat badan 68kg memerlukan setidaknya 40 hingga 54 gram protein per hari, sekitar 4 hingga 6 ons protein hewani atau nabati," kata Maruschak.

Adapun beberapa rekomendasi protein yang baik untuk ginjal yaitu daging tanpa lemak, atau tanpa kulit, telur, susu, biji-bijian(, dan kacang-kacangan.

Memilih Karbohidrat Kompleks

buah buahan
Blueberry kaya akan antioksidan dan karbohidrat tinggi. Foto: Esin Deniz/istock photo

Kabohidrat adalah sumber utama untuk energi utama dalam tubuh, serta terdapat secara alami dalam makanan mengandung segar dengan .

Kabohidrat juga didapatkan melalui tambahan gula pada minuman manis atau makanan penutup, dan makanan kemasan. Sehingga berisiko obesitas, diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Pada penderita ginjal, harus membatasi gula dan makanan manis lainnya, Meneliti label gula pada makanan olahan dapat membantu Anda  menghindari risiko tersebut.

Pilihlah karbohidrat yang lebih sehat seperti olahan biji-bijian (oats), buah (blueberry, nanas, cranberries, dan lainnya), kacang-kacangan (Kacang Macadamia, almond dan lainnya), dan sayuran hijau.

Memilih Lemak yang Baik untuk Tubuh

ikan berlemak
Ilustrasi ikan berlemak. Foto: fcafotodigital/istock photo

Pola makan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans berisiko terhadap penyakit jantung dan berdampak bagi ginjal.

"Keduanya saling berhubungan, jantung memompa darah ke seluruh tubuh, dan ginjal menyaring darah dan membuangnya," kata Maruschak.

Pedoman diet USDA merekomendasikan membatasi lemak jenuh hingga kurang dari 10% dari total kalori harian. Hindari daging, produk olahan susu berlemak tinggi, lemak babi, minyak kelapa dan minyak sawit.

Pilihlah lemak tak jenuh seperti lemak ikan, alpukat, zaitun, kenari dan minyak nabati lainnya.

Mengubah sebuah pola makan mungkin akan sulit, namun Anda dapat memulainya dengan hal mudah dan selalu konsultasikan pada dokter ahli untuk mendapat pengawasan ketat.

Editor
Komentar
Banner
Banner