pilpres 2024

PKS dengan Gerindra Akan Rujuk, Bagaimana Nasib Anies?

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyatakan sangat besar kemungkinan untuk PKS dan Gerindra untuk kembali berkolisi.

Featured-Image
Capres Partai NasDem, Anies Baswedan. (Foto: Instagram Anies Baswedan)

bakabar.com, JAKARTA- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyatakan sangat besar kemungkinan untuk PKS dan Gerindra untuk kembali berkoalisi pada pilpres 2024. Meskipun pasca pilpres 2019 PKS ditinggalkan Gerindra untuk berkoalisi dengan Jokowi.

Namun menurut Adi, tipe pemilih PKS adalah pemaaf. Hal itu dapat dilihat dari data pemilih PKS yang masih mau memilih Prabowo sebagai presiden berada di kisaran angka 15 – 20 persen.

“Peluang itu terbuka lebar, kalau lihat data-datanya pemilih PKS ini cukup pemaaf meskipun terlihat sepertinya PKS ini ditinggalkan Prabowo karena berkoalisi dengan Jokowi. Tapi sekitar 15-20 persen akan memilih Prabowo," ujar Adi di acara diskusi virtual, Selasa (6/12).

Menurut Adi, kecenderungan pemilih PKS untuk tetap memilih Prabowo apabila dicapreskan kembali pada pilpres 2024. Apalagi, lanjut Adi menjadi salah satu pertimbangan presiden PKS Ahmad Syaikhu bersedia buat menjajaki kembali kemungkinan berkoalisi kembali dengan Gerindra.

"Iman politik pemilih PKS inilah yang membuat presiden PKS selalu menyatakan bahwa romantisme perjalanan politik dengan Gerindra sangat bisa untuk rajut Kembali dengan Gerindra” ungkap Adi

Adi menegaskan apabila PKS hengkang dari Koalisi Perubahan yang digagasnya bersama NasDem dan Demokrat. Langkah itu akan membawa dampak pada pencapresan Anies Baswedan pada pilpres 2024. Pasalnya tanpa PKS, bakal membuat NasDem dan Demokrat tidak dapat memenuhi syarat untuk mengajukan Capres.

“Apabila PKS lepas dari Koalisi Perubahan maka sangat mungkin tidak maju pada pilpres 2024. Maka safari politik, deklarasi dan begitu banyak momentum yang dibuat pak Anies itu tidak akan ada artinya,” tuturnya.

PKS dan Gerindra Sulit Rujuk

Di tempat lain, pengamat politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio menyatakan sangat sulit bagi PKS kembali rujuk. Apalagi melihat bagaimana perseteruan PKS dengan Gerindra di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019.

"Gini, kalau baru isu itu kan kita susah nih menilainya. Tapi menurut saya akan sulit Gerindra dan PKS itu rujuk, karena beberapa hal, terutama tentang bagaimana perseteruan Gerindra dan PKS di Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2019 yang menempatkan kader Gerindra sebagai capresnya, Pak Prabowo, waktu itu," ujar Hendri.

Henri menyarankan, alih-alih rujuk dengan Gerindra. Ada baiknya PKS membuat hasil yang berbeda di Pilpres 2024 mendatang, yakni dengan mengusung Anies Baswedan bersama NasDem dan Demokrat.

"Nah sebetulnya sampai saat ini tidak ada perubahan nasibnya Anies Baswedan dengan sebelum-sebelumnya. Jadi Anies memang masih sebagai calonnya NasDem. Nah sebetulnya kesempatan PKS untuk menghasilkan hasil pilpres yang berbeda dengan 2019 itu ya memang bekerja sama dengan NasDem," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner