bakabar.com, JAKARTA - Berdinding triplek berukuran 4x5 meter, rumah yang dihuni Marcela (20) sejak tiga tahun belakangan hangus terbakar. Rumahnya menjadi satu dari 80 rumah yang diamuk si jago merah di Petojo, Jakarta Pusat, Minggu sore kemarin (27/2).
"Tiba-tiba ada asap tinggi, pas saya lagi belanja sayur, adik saya lagi sendiri, untungnya adik saya diambil sama tetangga saya," ujar Marcela di sela mengais puing-puing rumahnya yang hangus dan rata dengan tanah, Senin (27/2).
Di rumah berdinding triplek itu, Marcela tinggal bersama adik dan kedua orang tuanya. Saat kebakaran melanda, ia sedang berbelanja. Sedang adiknya yang masih berumur 4 tahun tinggal sendiri di rumah.
Baca Juga: Terkuak! Dugaan Penyebab Kebakaran Hebat di Petojo Jakarta
Beruntung adiknya berhasil selamat berkat bantuan tetangga sebelum api merembet ke rumahnya. Merantau dari Ambon sedari 2019 silam, Marcela pun terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terbakar.
Marcela mengaku hanya bisa menyelamatkan surat-surat penting. Seperti ijazah, dan kartu keluarga berikut TV, maupun kulkas.
Korban kebakaran lainnya, Atun (50) asal Madura, lebih nahas lagi. Rumahnya yang berlantai dua berdinding triplek dan indekos tiga kamar serta warung kelontong miliknya ludes terbakar.
Di rumah itu, ia menempati lantai satu. Sedangkan indekosnya berada di lantai 2 dan lantai 1. Total, ada lima orang di rumahnya yang ia tempati; keponakan, Atun sendiri, suami, dan anaknya. Sedang indekos yang ia miliki ditempati oleh 8 orang.
Baca Juga: 111 Personel Damkar Berhasil Padamkan Kebakaran di Petojo Jakpus
Saat kebakaran melanda, Atun tidak bisa menyelamatkan semua barang dagangannya, apalagi seisi rumahnya. Ia hanya bisa menyelamatkan surat-surat penting. Seperti kartu keluarga dan ijazah anaknya.
Atun mengaku merugi hampir ratusan juta rupiah akibat warung dan seisi rumahnya ludes terbakar.
"Semuanya habis mas, warung isi-isinya nggak bisa diselamatkan, 100 tabung gas juga terbakar semua, kalau ditanya ruginya, banyak lah, puluhan atau seratusan juta mungkin," ujar Atun saat ditemui di dekat rumahnya yang terbakar.
Sama seperti Marcela, ia sementara harus menumpang tinggal di rumah tetangganya yang tidak terbakar. Ia berencana untuk membangun rumah semi permanen lagi dengan uang tabungan yang ia miliki.
Mirisnya, sampai hari ini Atun mengaku masih belum menerima bantuan dari pemerintah daerah. "Belum nyampe bantuannya, di sini enggak ada tenda, dapur umum," tandasnya.
Untuk bertahan hidup, Atun pun hanya bisa menggunakan uang tabungan atau sekadar uluran bantuan dari beberapa kerabatnya. "Untuk makan sehari-hari," lirihnya.