bakabar.com, MUARA TEWEH – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) menarik diamati. Terlebih jika ada warga sampai mengadu ke wakil DPRD.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalteng. Belum lagi proses pemilihan berlangsung, sudah mulai memanas.
Lantaran warga Desa Muara Inu di kecamatan tersebut, merasa pelaksanaan seleksi terkesan janggal. Puluhan warga pun geruduk ke kantor DPRD Barut, Selasa (5/11).
Ceritanya bermula ada delapan bakal calon kepala desa yang ikut seleksi. Namun karena Perda dan Perbup menentukan hanya lima calon saja yang boleh bertarung, maka diadakan lah seleksi dengan cara tes tertulis dan wawancara.
Tiga bakal calon pun dinyatakan gugur. Menariknya, salah satunya adalah si petahana Rudi H. Nah, hal inilah yang membuat pendukungnya kecewa.
Kardianto, sang juru bicara mengatakan, warga merasa ada yang ganjil dalam seleksi calon kepala desa.
Terutama saat mereka mencoba mencari informasi tertulis dan dokumen pendaftaran serta penilaian ke Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, ternyata arsipnya sudah dibakar oleh tim panitia seleksi.
Hal ini makin membuat tim pendukung Rudi H makin curiga. “Atas dasar ini lah kami warga Desa Muara Inu mengadukan nasib kami atas dugaan ketidakadilan dan kesewenangan panitia seleksi pemilihan kepala desa ke wakil kami, DPRD Barito Utara,” ucap Kardianto Selasa.
Orasi warga Desa Muara Inu sekitar pukul 08.00 WIB disambut oleh anggota DPRD Barito Utara Henny Roesgiarty Rusli dan Edy Prunadi.
Henny menegaskan akan menggelar rapat dewan untuk membahas masalah ini. Sementara itu, penyampaian aspirasi tersebut berjalan lancar karena dijaga oleh ketat oleh Polres Barito Utara.
Baca Juga: Beda Sikap Legislator Barut Soal Larangan Cadar
Baca Juga: Usai Jadi Cawabup, Berry Mantap di Pilbup HST 2020
Reporter: AHC17
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
