bakabar.com, BANYUWANGI - Harga cabai di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur jelang Lebaran 2023 anjlok dan hanya berkisar Rp22 ribu perkilogram.
Maka para petani cabai 'sakit gigi' karena harga jual cabai tak sesuai harapan. Sebab semula para petani cabai berharap meraup untung saat ramadan dan Idulfitri.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan anjloknya harga cabai di Banyuwangi disebabkan beberapa faktor, di antaranya ada sejumlah wilayah di Jawa Timur lagi musim panen seperti Kabupaten Kediri, Blitar dan Madura.
Baca Juga: Menjelang Idulfitri, BPS: Kenaikan Harga Komoditas Perlu Diwaspadai
"Beberapa wilayah di Jatim lagi musim panen, ditambah lagi luas tanah tanaman cabai di Banyuwangi bertambah," kata Ilham Juanda kepada bakabar.com, Rabu (12/4).
Berdasarkan data yang di dapat bakabar.com dari Dinas Pertanian, luas lahan pertanian cabai rawit di Banyuwangi pada tahun 2021 sekitar 2.795 hektare, sementara di tahun 2022 menjadi 3.792 hektare.
"Penambahan lahan tanaman cabai sekitar seribu hektare, jadi meski hasil tidak normal namun hasil panennya melimpah," jelasnya.
Para petani banyak tergiur menanam cabai rawit karena berkaca pada tahun lalu yang harganya naik ketika memasuki Ramadan.
Namun pada tahun ini kondisi tersebut justru berbeda karena apa yang ditunggu para petani cabai tak sesuai harapan.
Baca Juga: Pedagang Cemaskan Lonjakan Harga Daging Sapi Jelang Lebaran
"Ya banyaknya petani yang menanam cabai rawit juga mempengaruhi terhadap jumlah hasil panen yang meningkat," cetusnya.
Tahun lalu, harga cabai rawit dipetani mencapai Rp50 ribu, namun pada musim panen kali ini hanya Rp20 ribu sampai Rp22 ribu perkilogramnya.
Saat ini, Dinas Pertanian dan Pangan berupaya menjaga inflasi dan membuat program menanam cabai di pekarangan rumah, sehingga tidak terpengaruh naik turunnya harga cabai rawit.