bakabar.com, PALANGKA RAYA – Meninggalnya Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani akibat Covid-19, Senin (10/8), turut jadi duka kepala daerah di Kalimantan Tengah.
Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin yang sempat mengidap Covid-19, mengaku terkejut.
Nadjmi Adhani mengembuskan nafas terakhir, Senin pukul 02.30 WITA. Nadjmi sempat dirawat selama dua pekan di RSUD Ulin Banjarmasin.
Menurut Fairid, Wali Kota Banjarbaru itu merupakan sosok pengayom. Sebagai junior, Fairid kerap meminta masukan kepada almarhum.
“Beliau baik dan sangat pengayom seperti orangtua saya sendiri. Selalu memberi semangat kepada yang muda,” kata Fairid, Senin (10/8).
Kedekatan keduanya sangat nampak jelas. Pada saat ulang tahun Fairid, almarhum rela jauh-jauh datang ke Kota Palangka Raya, hanya untuk memberikan ucapan secara langsung.
Namun ternyata tahun ini, di momen bulan kelahiran Fairid, Nadjmi dipanggil Sang Khalik. “Saya tidak menyangka secepat ini,” ucapnya.
Bagi Fairid, Nadjmi tak hanya pengayom, tapi juga sosok teladan para pemimpin. Sebab memiliki kinerja yang visioner, sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Fairid tak pernah lagi bertemu Nadjmi.
Kendati demikian, silaturahmi tetap terjalin melalui gawai.
Fairid akan selalu ingat pesan Nadjmi, jangan anggap enteng corona. Ia berharap ini jadi pembelajaran bagi semua, bahwa Covid-19 berbahaya.
“Covid-19 ini ada, maka dari itu bagaimana mencegahnya? Hanya diri kita sendiri yang bisa mencegah,” ujarnya.
Untuk itu Fairid meminta agar masyarakat selalu mengutamakan protokol kesehatan di kehidupan sehari-hari.
Selain itu jangan takut memeriksakan diri apabila ada gejala seperti Covid-19.
Fairid sendiri sebelumnya pernah terkonfirmasi positif Covid-19. Pada April 2020 kala itu, Fairid dinyatakan terkonfirmasi positif usai tes swab yang kedua kalinya.
“Cukup saya berserta korban positif lainnya yang merasakan virus ini. Contoh nyata adalah saya sendiri lupa akan keselamatan diri sendiri, mungkin karena banyak sekali yang dipikirkan,” imbuhnya kala itu.
Namun setelah dirawat intensif kurang dari 1 bulan, ia berhasil sembuh. Fairid masuk isolasi 27 April, lalu sembuh 20 Mei 2020.
Selama isolasi ia menyadari betul bagaimana kondisinya melawan Covid-19.
Selama isolasi ia tetap mengikuti anjuran dokter, minum obat, disiplin serta banyak berdoa.
Ia pun meminta masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah. “Sekali lagi besar harapan, kapan masyarakat taati aturan dan prosedur, karena kedisiplinan diri kita sendirilah, salah satu kuncinya,” tandasnya usai dinyatakan negatif, 20 Mei lalu.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin