Tak Berkategori

Peringati Tahun Baru Islam, IPNU Sungai Tabuk Hadirkan Abu Zein Fardany

apahabar.com, MARTAPURA – Mengawali Tahun Baru Hijriah, Perwakilan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan…

Featured-Image
Peringatan Tahun Baru Islam 1441 Hijriah di Masjid Al Muhajirin Sungai Tabuk menghadirkan Ustadz Abu Fardany.Foto-IPNU Banjar for apahabar.com

bakabar.com, MARTAPURA – Mengawali Tahun Baru Hijriah, Perwakilan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Sungai Tabuk menggelar peringatan Tahun Baru Islam 1441 Hijriah pada Sabtu malam (31/09/2019) di Masjid Al-Muhajirin, Abumbun Jaya Sungai Tabuk.

Bekerjasama dengan pengurus Masjid, PAC IPNU Sungai Tabuk menghadirkan Abu Zein Fardany sebagai penceramah dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar.

Dalam ceramahnya, ustadz yang bernama asli Khairullah Zainuddin ini menyampaikan bahwa ada dua poin penting dalam penetapan tahun Hijriah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, enam tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam (SAW).

“Poin pertama adalah penetapan tahun pertama, yaitu dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad (SAW) ke Yatsrib. Poin kedua perhitungan tahun dimulai bulan Muharram,” ujarnya.

Berbeda dengan Tahun Masehi yang tahun pertamanya dihitung sejak kelahiran Nabi Isa, umat Islam tidak menghitung tahun pertama Hijriah sejak kelahiran Nabi Muhammad, namun justru sejak hijrahnya ke Madinah, atau 53 tahun dari kelahirannya. Hal ini berdasarkan usulan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kepada Khalifah Umar bin Khattab.

“Ini menandakan bahwa hijrah adalah momen penting bagi umat Islam. Karena hijrah adalah tonggak peradaban umat Islam,” tegasnya.

Lebih jauh, alumni Ma’had ‘Aly Darussalam ini mengulas bahwa hijrah tidak terbatas pada perpindahan lokasi, tapi juga kondisi.

“Perpindahan dari jahat menjadi baik, juga dinamakan hijrah,” jelasnya.

Karenanya, sambungnya umat Islam perlu senantiasa berada dalam semangat hijrah.

Adapun kenapa dimulai dari bulan Muharram, padahal hijrahnya Nabi Muhammad dimulai bulan Safar dan sampai di Yatsrib bulan Rabi’ul Awwal, ustadz yang sering menulis di media ini mengungkapkan alasannya karena bulan Muharram adalah bulan paling mulia di antara empat bulan yang dihormati dalam Islam.

“Berdasarkan hadits Nabi tidak ada puasa yang lebih afdhal di luar bulan Ramadhan, selain puasa pada bulan Muharram, maka tidak ada bulan yang lebih utama setelah Ramadhan selain bulan Muharram,” terangnya.

Bahkan, ia melanjutkan, bulan Muharram digelari Nabi dengan “Syahrullah” atau Bulan Allah. Ini menunjukkan betapa mulianya bulan Muharram. Bahkan dengan adanya larangan khusus berbuat zalim di bulan-bulan haram sebagaimana dalam ayat 36 surah At-Taubah, maka dosa perbuatan maksiat di bulan Muharram berlipat ganda.

“Beribadah di bulan Muharram, pahalanya berlipat ganda. Begitu pula sebaliknya, bermaksiat di bukan Muharram, dosanya berlipat ganda”, katanya.

Abu Zein Fardany mengakhiri ceramahnya dengan mengajak jamaah berdoa memasuki awal tahun. Doa awal tahun yang dilantunkannya dalam Bahasa Arab dan versi terjemahnya diaminkan oleh seluruh jamaah.

Sementara, Gassar Ketua Pengurus Masjid Al-Muhajirin mengaku senang dengan adanya acara peringatan yang dilaksanakan IPNU ini.

“Sebelumnya, kami belum pernah mengadakan acara peringatan Tahun Baru Islam. Ini yang pertama kalinya di Masjid Al-Muhajirin dilaksanakan Peringatan Tahun Baru Islam dan diisi dengan ceramah agama,” ungkapnya.

Ia berharap acara semacam ini bisa dilaksanakan setiap tahun.

Baca Juga: Puluhan Ribu Jemaah Hadiri Haul Datu Sanggul ke-254

Baca Juga: Jauh dari Batola, Wanser Ini Berharap Berkah di Banjar Bersholawat

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner