bakabar.com, JAKARTA - Saat sejumlah ruas jalan di Jakarta dalam beberapa hari belakangan terendam banjir, pengendara mobil sebaiknya mencari jalan alternatif.
Hal itu dilakukan agar mobil tidak terjebak kemacetan, bahkan bisa mengakibatkan rusaknya kendaraan.
Dalam beberapa kasus, masih ada saja para pengemudi yang 'ngeyel' menerobos jalan yang tergenang air cukup tinggi, alhasil mobil menjadi mogok.
"Saat terpaksa harus menerobos banjir, yang terpenting adalah tetap tenang dan fokus mengemudi di tengah jalan yang banjir," kata Aftersales Division Head Auto2000, Ricky Martawijaya dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat (7/10).
Baca: Risiko yang Akan Terjadi saat Mobil Nekat Menerjang Banjir
Jangan paksakan untuk lewat bila dirasa tidak memungkinkan karena ada risiko kerusakan besar seperti water hammer atau mesin mobil kemasukan air yang butuh biaya besar untuk perbaikan," tambahnya.
Nah, dalam kondisi terpaksa menerobos jalanan tergenang air yang cukup tinggi, berikut ini ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
1. Analisis Kondisi Jalan yang Akan Diterjang
Sebelum menerobos jalanan yang banjir, tentukan jalur yang akan dilewati. Jika memungkinkan pelajari kondisi jalan, pilih jalur dengan genangan paling rendah.
Setidaknya paing minim hambatannya, seperti polisi tidur ataupun lubang. Ini bisa dilihat dari pergerakan mobil lain di lokasi banjir.
Baca: Menelusuri Genangan Jakarta, Kota ‘Langganan’ Banjir dari Masa ke Masa
Untuk jalan yang terdiri dari beberapa jalur, paling aman adalah ambil jalur tengah atau paling kanan karena relatif lebih tinggi ketimbang jalur lainnya. Untuk mudahnya, perhatikan mobil lain di depan yang sudah melewati.
Selain itu perhatikan juga tinggi gengan air. Batas aman tinggi genangan air untuk diterobos adalah setengah dari tinggi ban mobil.
Pada ketinggian tersebut, air dipastikan masih berada di bawah intake mesin, aki, dan sistem kelistrikan di ruang mesin.
Saat melaju, bersabar dan perhatikan ketinggian di jalur yang akan dilalui. Gunakan benda di sekitar sebagai patokan, seperti pembatas jalan atau trotar. Lebih ideal lagi kalau ada mobil serupa yang juga menerjang banjir, pastikan ketinggian air tidak melewati batas.
2. Jaga Putaran Mesin
Jangan menerjang banjir dengan putaran mesin tinggi dengan alasan supaya mesin tak mudah mati atau untuk melawan air yang masuk lewat knalpot.
Melaju dengan RPM tinggi memperbesar daya isap udara ke mesin dan air bisa ikut masuk yang berujung pada water hammer.
Baca: 6 Langkah Pertolongan Pertama ketika Motor Mogok Akibat Banjir
Jalankan mobil dengan putaran rendah di kisaran 1.500-2.000 rpm dan jaga putaran mesin agar tetap konstan dan mobil tidak melaju terlalu cepat agar tidak sulit dikendalikan.
Sebisa mungkin lepaskan injakan pedal kopling dan biarkan mesin melajukan mobil secara konstan. Tahan posisi transmisi di gigi 1 dan jaga agar laju mobil tidak tersendat sehingga kehilangan momentum.
Untuk mobil transmisi otomatis, cukup masukkan gigi rendah atau L (Low). Jangan mempercepat atau menghentikan laju mobil secara tiba-tiba yang akan mengakibatkan air masuk ke dalam mesin.
3. Jaga Jarak Aman
Penting untuk menjaga laju kendaraan secara konstan dan memberi jarak dengan kendaraan di depan. Kecepatan stabil mencegah air masuk ke dalam ruang mesin.
Baca: Jangan Nekat, Pahami Batas Aman Mobil saat Menerobos Banjir
Pastikan juga jarak aman dengan mobil di depan. Jalankan mobil setelah cukup yakin mobil di depan tak akan menghalangi laju sebagai langkah antisipasi bila mobil di depan mogok dan masih bisa melakukan manuver menghindar.
4. Hindari Arus Air Banjir
Beberapa banjir disebabkan oleh sungai besar yang meluap. Biasanya banjir seperti ini disertai dengan arus air yang mengalir deras memotong jalur lintasan jalan.
Jangan pernah sepelekan arus air yang deras karena bisa menyeret mobil. Kalau sampai terjadi, nyawa taruhannya. Urungkan niat menerjang banjir kalau situasi seperti ini.