Kenaikan Harga Beras

Perhatian! Harga Beras Lokal Mulai Naik

Harga beras lokal mulai naik. Sampelnya ada di salah satu agen di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Featured-Image
Toko Agen Beras di Kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan. (Foto: Andi M/apahabar.com)

bakabar.com, JAKARTA - Harga beras lokal mulai naik. Sampelnya ada di salah satu agen di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Karyawan toko agen beras, Leman (40) menyebut kenaikannya bervariasi sejak pekan lalu. Ada tiga jenis yang ia beberkan naik per karung seberat 50 kilogram.

"Pandan Wangi Rp780 ribu jadi Rp800 ribu, Pera sekarang Pera Rp770 ribu sebelumnya masih Rp750 ribu, Rojo Lele sekarang Rp650 ribu kemarin per karung Rp620 ribu," jelasnya saat ditemui bakabar.com, Minggu (30/7) siang.

Sejauh ini kenaikan itu belum menurunkan minat pembeli. Dalam sehari, toko agen tersebut mampu menjual beras sebanyak 3 ton.

Baca Juga: Larangan Ekspor Beras India, Bapanas: Tak Pengaruhi Stabilitas Pangan

Distribusi beras diambil dalam per pekan sebanyak 40 ton. Pasokan pangan tersebut dibawa dari daerah Cirebon, Jawa Barat.

Kata Leman, total jenis penjualan beras hampir sama. Sebab, mereka memiliki konsumen yang variatif. Tak condong pada satu jenis saja.

"Kondisi di lapangan harganya cenderung naik dari pada turun," ucap Leman.

Sementara itu, di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, harga beras justru stabil. Belum ada kenaikan harga. Meskipun di agen sudah naik.

Contohnya, Hamid (58). Ia belum menaikkan harga jual berasnya. "Masih sama belum naik harganya," katanya.

Di pasar, Hamid menjual berasnya eceran. Dalam sehari, bisa terjual hingga 1,5 kwintal. 

"Tidak sampai Rp2 juta lah. Paling diminati jenis pulen Rp10 ribu per liter. Itu bisa 1 kwintal," ujar dia.

Baca Juga: Hadapi Dampak El Nino, BULOG Punya 750 Ribu Ton Stok Beras

Menurutnya, penjualan itu turun drastis dibanding beberapa tahun lalu. Di mana ia dapat menjual sebanyak 3 ton dalam 3 hari. Beras-berasnya diambil dari Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. "Seminggu sekarang stok beras 2 ton, sekitar Rp20 juta," katanya

Dengan segudang pengalamannya, ia pesimistis harga beras dapat turun. Justru sebaliknya, akan terus melonjak dari tahun ke tahun. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor menurunnya omzet penjualan.

"BBM naik terus, pasar juga ngikutin alasannya ongkos jalan," imbuhnya.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim mengakui saat ini harga mengalami kenaikan. Salah satunya karena adanya peningkatan biaya produksi yang dialami petani.

Menurutnya, petani yang akan terkena imbas dari kenaikan biaya produksi. Apalagi harga eceran tertinggi (HET) beras saat ini masih Rp9.400.

Editor


Komentar
Banner
Banner