bakabar.com, JAKARTA - Secara global, produksi CPO Indonesia telah berkontribusi hingga 55% dari pasokan minyak sawit yang dikonsumsi masyarakat dunia. Sekitar 60% produk minyak sawit Indonesia ditujukan untuk pasar ekspor.
Tercatat, jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia sebanyak 2.511 unit yang tersebar di 26 provinsi. Dimana kapasitas produksi telah mencapai 84,8 juta ton dengan utilisasi sekitar 55% menghasilkan 47 juta ton CPO per tahun.
“Artinya, dengan posisi Indonesia sebagai penghasil CPO terbesar dunia, kita berkontribusi terhadap ketersediaan barang konsumsi, pangan dan energi untuk dunia," ujarnya Khadikin, Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam acara FGD Sawit Berkelanjutan di Jakarta, Rabu (7/6).
Di sisi lain, industri hasil perkebunan sawit memiliki peran penting bagi sektor industri agro. Pada semester I tahun 2022, dari total ekspor industri agro sebesar US$ 25,12 Milyar, 56,6%-nya didominasi oleh produk olahan dari industri hasil perkebunan sawit.
Baca Juga: Bursa CPO, Legislator: Perlu Pembahasan Bersama Pemerintah dan DPR
Baca Juga: Di Depan NGO Uni Eropa, RI Tegaskan Tolak Diskriminasi Sawit dalam EUDR
"Ini sesuai dengan visi Visi Hilirisasi 2045: Indonesia menjadi pusat produsen dan konsumen produk turunan minyak sawit dunia, sehingga mampu menjadi price setter (penentu harga) CPO global, melalui roadmap hilirisasi industri kelapa sawit nasional," terang Khadikin.
Di kesempatan yang sama, Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya membeberkan kinerja sektor sawit di Indonesia. Menurutnya, sektor tersebut telah melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan mempekerjakan 16 juta tenaga kerja.
Selain itu, sektor sawit mampu mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor perkebunan pada angka yang positif, sehingga PDB Indonesia di TW3 2022 dapat bertumbuh positif di angka 5,72%. Volume ekspor minyak sawit di tahun 2022 mencapai 34,67 juta ton dengan nilai ekspor sebesar RP 34,5 triliun.
“Kebijakan pungutan ekspor telah berhasil mendorong hilirisasi dengan komposisi ekspor CPO yang terus menurun. Disamping itu, capaian kinerja imbal hasil dana kelolaan BPDPKS di tahun 2022 mencapai Rp 800 miliar atau naik 123,31%,” ujar Maulizal.