bakabar.com, JAKARTA - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa langkah perampingan dan memfokuskan usaha mampu menciptakan skala bisnis yang efektif untuk berkompetisi.
"Selama 3,5 tahun terakhir kami melakukan perampingan dan memfokuskan usaha. Tujuannya bagaimana menciptakan skala usaha yang bisa efektif berkompetisi ke depan," ujar Kartika Wirjoatmodjo atau disapa Tiko di Jakarta, Senin (19/6).
Tiko menjelaskan, dalam BUMN terdapat dua tugas yaitu tugas publik servis maupun tugas value creation. Dengan ini Kementerian BUMN ingin melalui penggabungan usaha itu sehingga kedua tugas tersebut bisa berjalan efektif.
Baca Juga: Bangun Smart City, Menteri BUMN Sambut Baik Investasi China
"Kita melihat bahwa dari beberapa pengalaman yakni dari merger yang kami laksanakan, seperti Pelindo pascamerger dan BSI pascamerger, bisa terintegrasi secara cepat," katanya.
Dalam waktu setahun, lanjutnya, seluruh fungsi operasional bisa dijalankan secara efektif untuk digabungkan, baik sistem IT, sistem sumber daya manusia, dan sebagainya serta kemudian meningkatkan layanan dan meningkatkan kinerja keuangan, termasuk market share.
"Saya rasa pesan yang paling utama adalah jangan jadikan ini sebagai titik akhir, tapi sebagai titik awal dari proses untuk melakukan integrasi dan percepatan pengembangan ke depan," kata Tiko.
Baca Juga: Menteri BUMN: Garuda Indonesia Difokuskan Layani Penerbangan Domestik
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan transformasi membuat perusahaan-perusahaan BUMN lebih siap untuk berkompetisi di level global. Dia menambahkan, transformasi BUMN dilakukan agar dapat terus bersaing dan berkembang ke arah yang lebih baik secara domestik maupun global.
Transformasi ini didukung oleh komitmen Kementerian BUMN untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, dan transparansi dari BUMN. Kementerian BUMN telah menerapkan langkah-langkah perbaikan tata kelola perusahaan, mendorong inovasi, dan memperkuat manajemen keuangan.
Erick juga mengatakan bahwa BUMN saat ini sudah aktif bermitra dengan sektor swasta baik dalam negeri maupun luar negeri di 12 kluster yang berbeda. Terdapat 307 mitra utama sektor swasta, di mana 60 mitra merupakan multinational companies.