bakabar.com, BANJARBARU - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalsel per November 2019 mencapai US$650,29 juta atau turun 2,91 persen dibanding ekspor Oktober 2019 yang mencapai US$669,80 juta.
Nilai tersebut juga menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan ekspor November 2018.
"Turun 11,70 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor November 2018 yang mencapai US$736,45 juta," ujar kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Diah Utami saat konferensi pers di kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Kamis (02/01) siang.
Hal ini dipengaruhi oleh kelompok barang utama penyumbang ekspor terbesar Kalsel bulan November 2019 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 dijit ada pada kelompok bahan bakar mineral (HS 27) hanya dengan nilai US$557,17 juta.
Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 2,36 persen dibanding ekspor bulan Oktober 2019.
Demikian dengan kelompok barang utama penyumbang eskpor lainnya seperti kayu, barang dari kayu (HS 44). Tahun ini hanya menyumbang nilai ekspor US$4,23 juta yang turun sebanyak 16,42 persen.
Berbeda dengan kelompok ekspor berupa lemak & minyak hewani/nabati (HS 15) yang menyumbang ekspor dengan nilai US$82,86 juta, mengalami kenaikan sebesar 3,85 persen.
Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor bulan November 2019, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 85,68 persen.
Sementara itu utuk tujuan terbesar ekspor masih ke Tiongkok. “Dengan nilai US$254,08 juta,” ujar Diah Utami.
Di sisi lain, nilai impor Kalsel pada November 2019 sebesar US$99,80 juta atau naik sebesar 27,03 persen dibanding impor Oktober 2019 yang mencapai US$78,57 juta.
Namun menurut Diah, nilai impor itu urun 29,68 persen dari November 2018 yang pada saat itu nilainya mencapai US$141,93 juta.
Komoditas barang berdasarkan HS 2 digit yang paling banyak diimpor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$70,26 juta.
Negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Malaysia sebesar US$ 45,75 juta.
"Pangsa impor tertinggi bulan ini dari Malaysia diikuti Singapura, dan ketiga dari Jepang," jelas Diah.
Sedangkan pangsa ekspor tertinggi, lanjutnya, Tiongkok, diikuti India dan ketiga dari Jepang.
Sehingga, neraca perdagangan ekspor impor Kalimantan Selatan pada November 2019 surplus US550,49 juta.
Baca Juga: Mobil Rusak Akibat Banjir, Klaim Mungkin Ditolak Asuransi
Baca Juga: Stok Pangan Pokok Aman Hingga Maret
Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin