Kalsel

Penyerangan di Pasar Kasbah Banjarmasin, Enam Pelaku Masih Buron

apahabar.com, BANJARMASIN – Polisi terus menyelidiki motif penyerangan berdarah di Pasar Kasbah, Jalan Pangeran Antari, Banjarmasin…

Featured-Image
Polisi kesulitan melakukan penyelidikan mengenai motif penyerangan di Pasar Kasbah Banjarmasin, siang tadi, Jumat (4/9). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Polisi terus menyelidiki motif penyerangan berdarah di Pasar Kasbah, Jalan Pangeran Antari, Banjarmasin Tengah, Jumat (4/9) siang tadi.

Insiden berdarah itu sebelumnya melibatkan pasangan suami istri (pasutri), Agus Sarwani alias Agus Banteng (56) dan Linda (45). Pelaku penyerangan diduga berjumlah enam orang.

Selain motif, polisi masih melakukan pendalaman terkait para pelaku, dan kronologis pertikaian.

“Masih kami selidiki. Anggota masih di lapangan,” kata Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Irwan Kurniadi, Jumat malam.

Geger, Pasutri di Pasar Kasbah Banjarmasin Diserang 6 Pria Misterius

Yang menjadi kendala saat ini, polisi hanya dapat memeriksa Linda, istri korban.

“Korban belum bisa kita periksa karena masih dalam penanganan tim medis,” bebernya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Asyik nongkrong sekitar pukul 14.00, sepasang pasutri itu tiba-tiba diserang oleh enam pria tak dikenal di area pasar.

“Kalau dari cerita kemungkinan diserang dari belakang,” ujar adik korban, Lina ditemui di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Ulin Kota Banjarmasin beberapa saat setelah kejadian.

Akibat serangan itu, Agus Banteng menderita luka tusuk di bagian leher dan punggung. Sedangkan istrinya, Linda luka di bagian kepala.

Mereka berdua dilarikan menggunakan becak ke IGD Rumah Sakit Ulin Kota Banjarmasin untuk diberikan pertolongan pertama.

Beberapa waktu selanjutnya, keduanya dirujuk lagi ke Rumah Sakit Ansari Saleh Kota Banjarmasin. Saat ini kondisi Agus mulai memulih.

Dari informasi yang diterima, satu dari keenam pelaku juga menderita luka di bagian tangan. Namun belum diketahui pasti keberadaan para pelaku saat ini.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner