Tak Berkategori

Penutupan Jembatan Alalak, Pedagang Terancam Gulung Tikar

apahabar.com, BANJARMASIN – Penutupan akses terkait pembangunan Jembatan Alalak I bukan hanya membuat pengguna jalan mengeluh….

Featured-Image
Suasana kawasan bisnis di jalan Brigjen H Hasan Basry sampai ke bundaran Kayutangi terlihat sepi. Foto-Bahaudin Qusairi/apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Penutupan akses terkait pembangunan Jembatan Alalak I bukan hanya membuat pengguna jalan mengeluh. Pedagang pun dibuat pusing, lataran jualan mereka turun drastis.

Halimah, pemilih warung ayam goreng dan ikan bakar Qyu-Qyu (QQ) mengaku jualannya hampir tidak diminati pembeli. Sebab kiosnya berada di sekitar kawasan jalan yang kosong, akibat penutupan jalur jembatan penghubung Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Baca Juga:Penutupan Jembatan Alalak, Polisi Kerja Ekstra

“Waktu dua hari prasimulasi pengalihan arus lalin, omzet penjualan di warung saya sudah berdampak. Apalagi resmi ditutup selama dua tahun, pasti berkurang drastis dibandingkan hari-hari biasanya," keluh Halimah.

Menurutnya, apabila usaha ayam goreng yang telah diteladani selama bertahun tahun itu bertahan sampai pekerjaan jembatan selesai, maka kemungkinan bisa bangkrut atau mati suri.

Padahal, lanjut Halimah, para pelanggan justru kebanyakan berasal dari arah Marabahan dan Handil Bakti.

Namun tak bisa lagi melintasi Jalan Brigjen H Hasan Basry, karena harus berbelok ke arah Jalan Tembus Perumas dan Cemara Ujung, terkoneksi ke Jalan Sultan Adam.

"Harga makanan yang saya jual sangat murah saja sudah berdampak. Apalagi, yang jualannya lebih mahal dari kami," kata Halimah.

Bahkan dirinya telah berpikir, apabila omzet penjualannya terus menerus turun, maka akan pindah lokasi dari kawasan Kayu Tangi.

"Ada dua warung yang saya kelola. Satu di Kayu Tangi dan satunya lagi di Jalan Trans Kalimantan. Kalau di sini, terus merugi, ya saya tutup dan alihkan ke lokasi warung satunya lagi," ujar Halimah.

Dia mengaku tak kuat dengan pembayaran sewa kios, jika omzet penjualannya akibat penutupan jalan berlangsung dua tahun, berdampak hebat.

"Mau tak mau, kita harus sabar dengan kondisi ini," katanya.

Sejumlah pemilik warung yang terkena pembongkaran pun sudah mengalihkan wadah berjualan ke tempat lain.

Dulunya, banyak deretan warung makan berdiri di kawasan dekat RSUD Mochammad Ansari Saleh, Kayu Tangi Ujung, kini semakin sepi.

Apalagi, di malam hari, beberapa lampu penerangan jalan di media jalan telah dibongkar.

Baca Juga:Jembatan Alalak 1 Ditutup 2 Tahun

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner