bakabar.com, BALIKPAPAN – Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Kaltim, kembali menemukan penumpang di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan terpapar Covid-19.
Hal ini setelah dilakukannya pemeriksaan antigen secara acak terhadap penumpang yang datang ke Balikpapan.
“Iya ada lagi yang ditemukan positif antigen. Nah yang penumpang pertama itu malah hasil swab PCR-nya sudah keluar, terkonfirmasi positif, padahal dari daerah asal hasil antigenya negatif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty.
Adanya kasus ini tentu membuat masyarakat bertanya-tanya terhadap akurasi pemeriksaan antigen maupun GeNose. Sebab penumpang tersebut memiliki hasil negatif GeNose dan Antigen. Untuk itu dikabarkan Pemerintah Pusat tengah mengkaji penerapan kembali syarat penerbangan yakni menggunakan PCR.
“Katanya pusat mau memberlakukan kembali peraturan penerbangan pakai PCR, bagus itu,” ujarnya.
Memang diketahui sejak awal Kementerian Kesehatan tidak merekomendasikan GeNose sebagai syarat screening para penumpang bandara dan pelabuhan. Sebab menggunakan GeNose cukup sulit menyaring mana pasien yang benar terpapar atau yang tidak.
“Dalam kondisi ini memang benar-benar harus menyaring, agak susah menyaring dengan GeNose. Kemenkes sudah bilang jangan pakai GeNose tetapi yang punya [bandara] mengikuti Kemenhub dan satgas nasional. Dari Kemenkes tidak pernah ada pedoman tentang GeNose,” terangnya.
Hal ini juga didukung oleh pimpinan rumah sakit di Balikpapan yang meminta syarat perjalanan wajib PCR. Sebab akan lebih mudah melakukan tracing dan mencegah penularan lebih luas lagi.
“Hampir semua direktur meminta syarat masuk Balikpapan diperketat dengan PCR dari tempat asal,” tuturnya.
Namun wanita yang akrab disapa Dio ini belum bisa memastikan apakah GeNose dan Antiven benar tidak akan digunakan lagi atau hanya sementara saja.
Ia mengatakan untuk penerapan antigen tetap digunakan sebagai tracing kontak ratusan orang serta persyaratan ikut seminar.
“Belum tahu, kan belum penetapan juga, kita lihat selanjutnya apakah benar PCR diberlakukan lagi khusus selama kasus naik ini. Mungkin tidak seterusnya. Jika kasus melandai bisa pakai antigen lagi karena antigen sudah diakui Kemenkes sebagai alat diagnostic Covid-19,” pungkasnya.