Polemik Konser Coldplay

Penipu Akui Jual Tiket Konser Coldplay dengan Harga Dua Kali Lipat

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo menyebut pasangan suami istri yang melakukan penipuan tiket konser Coldplay menjual dengan harga dua kali

Featured-Image
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap pasangan suami istri muda dengan inisial ABF (22) dan W (24) yang melakukan penipuan dengan bermodus jasa titip (jastip) pembelian tiket konser band Coldplay, Senin 22 Mei 2023, Foto: apahabar.com/Andrew Tito

bakabar.com, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo menyebut pasangan suami istri yang melakukan penipuan tiket konser Coldplay menjual dengan harga dua kali lipat. 

ABF (22) dan W (24) menjajakan tiket konser melalui akun Twitter @findtrove-id yang semula mereka beli dengan harga Rp750 ribu. 

"Offcourse, pasti dengan harga yang lebih tinggi. Dua kali lipat dari harga yang ada. Kan harganya juga bervariatif," kata Trunoyudo kepada wartawan seperti dikutip Rabu (24/5). 

Baca Juga: Bertambah Jadi 60 Orang, Korban Kerugian Tiket Konser Coldplay Capai Ratusan Juta!

Ia pun mencontohkan untuk kategori Ultimate Experience CAT 1 harganya Rp 13.200.000. Namun, oleh pasangan suami-istri ditawarkan dijual Rp26.400.000.

Sementara Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis mengungkapkan siasat tersangka untuk menjebak para pembeli.

Ia menerangkan, pelaku semula meyakinkan para korban dengan menunjukkan satu tiket yang sudah dibeli. Tiket itulah yang diposting ke media sosial. 

Baca Juga: Tertipu Tiket ColdPlay, Puluhan Orang Lapor ke Polda Metro

"Dia punya tiket satu, itulah dia buat kalau dia punya tiket. Tiket nya Rp 4,5 juta. Memang kami punya tiket atau yang akan saya jual ke masyarakat yang ingin membeli tiket tersebut," ungkapnya.

Kendati kedua tersangka mengaku baru pertama kali melakukan aksi penipuan, Auliansyah mengaku ragu lantaran keduanya piawai mempersiapkan penipuan secara matang. 

"Mereka beli, itu satu, ya jadi mungkin rekan-rekan bisa paham kalau seandainya dia sudah mau membeli Twitter dengan follower yang banyak, apakah dia baru sekali atau tidak," ujar dia.

Selain itu, para pelaku juga berusaha untuk mengelabui korbannya dengan menggunakan identitas palsu yang didapatkan dengan membeli rekening bank. "Jadi bukan data pribadinya seperti itu," pungkasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner