bakabar.com, BANJARBARU – Sejumlah travel haji dan umrah di Provinsi Kalimantan Selatan mengancam boikot maskapai udara Garuda Indonesia. Mereka tergabung di Forum Komunikasi Perjalanan Ibadah Umrah dan Haji Khusus (KPIUHK).
Alasannya, karena tidak setuju dengan kebijakan baru penjualan tiket pesawat milik negara itu, harus melalui empat agen yang ada di Jakarta, mulai Maret 2019. Monopoli tiket membuat mereka tidak bisa memesan langsung kepada Garuda.
Baca Juga: Rumah Sakit di Tanbu Siap Tampung Caleg Stres
“Kita ingin Garuda kembali kebijakan lama, di mana setiap kantor cabang Garuda di daerah ada penjualan tiket,” ujar Ketua Forum Komunikasi Perjalanan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kalsel H Saridi Sarimin, di Banjarbaru, Kamis (14/3), tulis ANTARA.
Kalau tidak demikian, tegasnya, pihaknya mengancam akan meninggalkan maskapai Garuda. Karena empat agen yang dipercaya monopoli tempat pembelian tiket itu memiliki bisnis travel umrah dan haji khusus pula.
“Kita ingin terus menjaga Garuda di dadaku, tapi kalau menyulitkan begini, kita lebih baik beralih ke maskapai lain,” tuturnya.
Sebab, terangnya, kalau pihaknya menuruti kebijakan baru ini, pembelian tiket, pemesanan dan pemantauan kuota kursi pesawat menjadi sulit.
“Sebab kita tidak tahu apakah tiket pesawat yang kita pesan itu ada tempatnya atau tidak, sehingga mengganggu sistem penjualan paket kita,” tutur Saridi.
Apalagi kebijakan baru ini juga membuat adanya peningkatan harga. Belum lagi pengeluaran biaya ke Jakarta untuk mengurus pembelian tiket ini.
“Ada apa ini, kanapa Garuda jadi demikian, ini juga jadi keluhan travel di provinsi lainnya,” papar Saridi.
Padahal, kata dia, forumnya yang memiliki anggota sebanyak 50 travel umrah dan haji khusus ini sekitar 60 persennya menggunakan jasa maskapai Garuda.
“Kalau pihak Garuda tidak memperhatikan keluhan kami, tentunya banyak maskapai lain sebagai pilihan,” ujarnya diamini para anggota KPIUHK Kalsel lainnya saat acara silaturahmi di rumah Pemilik Travel Umrah dan Haji Khusus “Abis” Hj Utami Dewi di Banjarbaru.
Ditambahkan Hj Utami Dewi, pemerintah harus mendengarkan keluhan pihaknya di daerah ini, apalagi Kalsel menjadi salah satu daerah paling banyak masyarakatnya menunaikan ibadah umrah, sekitar 25 ribu orang/tahun.
“Semoga saja bandara kita ini cepat menjadi bandara internasional, sehingga semuanya makin mudah,” paparnya.
Baca Juga: Pulau Rusa, Tempat Wisata Alam Baru di Kalsel
Editor: Fariz Fadhillah