Tak Berkategori

Pengunjung Pasar di Banjarmasin Membeludak Jelang Lebaran, Kadinkes Terkejut

apahabar.com, BANJARMASIN – Pengunjung Pasar Sudimampir dan Ujung Murung di Kota Banjarmasin membeludak beberapa hari terakhir….

Featured-Image
Warga mulai menjejali Pasar Sudimampir untuk memburu baju baru. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Pengunjung Pasar Sudimampir dan Ujung Murung di Kota Banjarmasin membeludak beberapa hari terakhir.

Wajar, momen idulfitri tinggal menghitung hari. Mereka berlomba membeli pakaian baru mengikuti tradisi tahunan.

Di balik itu semua, kondisi kasus Covid-19 di ibu kota Kalsel terus melaju. Belum menunjukkan tanda melandai.

Sampai hari ini, Banjarmasin memiliki 8787 kasus terkonfirmasi Covid-19. Rinciannya, kasus aktif 212 pasien, 8376 sembuh dan 199 kematian.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi tampak terkejut mendengar informasi itu.

“Benarkah itu?” tanyanya balik.

Menurutnya, padatnya jumlah masyarakat yang beraktivitas dalam ruangan tertutup meningkatkan risiko penularan Covid-19.

Karenanya, apabila jumlah orang yang sangat banyak tidak sesuai dengan kapasitasnya dan berada di sana lebih dari satu jam sangat berpotensi menularkan Covid-19.

"Apalagi tidak memakai masker,” ungkapnya.

Lantas langkah apa yang diambil Dinkes untuk menanggulangi permasalahan tersebut?

Machli mengaku bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin agar dibentuk Satuan Petugas (Satgas) Covid-19 di wilayah pasar.

Pembentukan Satgas tersebut tidak lain bertujuan agar pengawasan dalam penerapan disiplin protokol kesehatan bisa berjalan maksimal di lingkungan pasar.

“Tentu akan kita koordinasikan dengan dinas teknis terkait, termasuk dengan Satpol PP,” tukasnya.

Di samping memberikan pengawasan prokes, menurut juru bicara Satgas Covid-19 Banjarmasin itu, Satgas di lingkungan pasar juga bertugas untuk memberi arahan.

Khususnya kepada para pedagang atau pengelola pasar agar memberi ketegasan bagi pengunjung untuk selalu mengenakan masker ketika memasuki lingkungan pasar.

“Mereka juga tidak boleh membiarkan begitu saja ketika terjadi kerumunan massa dalam jumlah besar,” jelasnya.

Jarak fisik pengunjung perlu diatur. Kemudian utamanya penjual dan pembeli wajib mengenakan masker untuk memberikan contoh.

“Itu wajib,” tegas mantan wakil direktur administrasi dan keuangan RSJ Sambang Lihum itu.

Machli mengakui momen berbelanja satu tahun sekali yang dilakukan masyarakat dalam menyambut Idulfitri tersebut sangat sulit dibendung.

“Jangan sampai terjadi penularan akibat kerumunan di pasar. Karena itu sudah jadi tanggung jawab kita agar tidak membiarkannya terjadi,” imbuhnya.

Machli kembali menegaskan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan operasi yustisi terkait penegakan hukum protokol kesehatan di lingkungan pasar.

“Kondisi ini bisa saja kami teruskan ke Satpol PP untuk bergerak ke sana (kerumunan di pasar). Tapi sekali lagi kami harap pengelola pasar memiliki Satgas Covid-19 nya sendiri,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner