bakabar.com, JAKARTA - Potensi pergerakan nasional pada lebaran 2023 adalah 45,8% dari jumlah penduduk atau sebanyak 123,8 juta orang.
Jumlah itu berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan yang dilakukan pada 28 Januari - 18 Februari 2023.
Pengamat transportasi sekaligus akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, jumlah pergerakan orang saat mudik lebaran tahun ini cukup tinggi.
"Dapat dipahami tahun 2022 masih ada COVID-19, sehingga potensi yang bepergian masih rendah dibanding tahun 2023," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (13/3).
Baca Juga: Pemudik Lebaran 2023 Diproyeksi Capai 123 Juta Jiwa
Untuk itu, ia meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan pihak terkait menaruh perhatian terhadap 5 hal.
"Seperti halnya di musim lebaran sebelumnya, setidaknya ada lima hal yang perlu dapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah," lanjutnya.
Pertama, pemerintah diminta fokus terhadap pengaturan rest area di jalan tol. "Selanjutnya, pentingnya pengelolaan atau manajemen Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni," lanjut Djoko.
Pemerintah juga diharapkan fokus terhadap program mudik gratis. Tak kalah penting, Keselamatan pemudik yang menggunakan sepeda motor juga harus menjadi prioritas pemerintah.
Baca Juga: Demi Keselamatan, Menhub: Pemudik Lebaran Tidak Gunakan Motor
Kelima, yaitu jalur (jaringan jalan) yang akan digunakan untuk mudik. Hal itu mengingat tren mudik tahun 2022 bahwa tol trans Jawa masih menjadi jalur favorit bagi pemudik.
"Sejauh ini jalur favorit untuk mudik dipimpin oleh Tol Trans Jawa sebanyak 33,35%. Lalu disusul oleh jalur alternatif lainnya 11,93%, Tol Cipularang 8,22%, jalur Lintas Tengah Jawa 7,74%, serta jalan-jalan arteri lainnya 7,3%," kata Djoko.
Sebagai informasi, Hasil survey di tahun 2022, potensi pergerakan secara nasional sebanyak 31,6 persen atau sebanyak 85,5 juta orang.
Baca Juga: Menhub Prediksi Lonjakan Pemudik Lebaran Capai 123 Juta
Sedangkan tahun 2023, potensi pergerakan nasional menjadi 45,8 persen atau sebanyak 123,8 juta orang. Sementara tahun 2022, sebanyak 68,4 persen tidak bepergian dan yang pergi sisanya (31,6 persen).
Sedangkan di tahun 2023 terjadi penuruan (14,2 persen) yang tidak pergi dibanding tahun sebelumnya, yakni sebesar 54,2 persen.
Ada kenaikan yang pergi menjadi 45,8 persen (ada kenaikan 14,6 persen). Dapat dipahami tahun 2022 masih ada covid-19, sehingga potensi yang bepergian masih rendah dibanding tahun 2023.