apahabar, BENOA - KM Bahari Nusantara yang pertama kali mengevakuasi para korban selamat dan meninggal akibat tenggelamnya KM Linggar Petak 89 di perairan Samudera Hindia masih belum bisa bersandar di Pelabuhan Benoa.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada usai berkoordinasi dengan pemilik kapal.
"Sebenarnya dari pihak perusahaan sudah memerintahkan KM Bahari Nusantara untuk kembali ke Benoa, tetapi karena kondisi perairan hal tersebut masih diupayakan," terang Gede Darmada Rabu (1/3)
Baca Juga: BMKG Ingatkan Ada Gelombang Tinggi 4 Meter Pertengahan Februari
Lebih lanjut dikatakannya juga bahwa pada hari kedua setelah dinyatakan tenggelam pada Selasa 28 Februari 2023 Tim SAR menyatakan hasilnya masih nihil.
Pencarian terhadap 10 anak buah kapal (ABK) yang hilang usai KMP Linggar Petak 89 tenggelam belum menemui titik terang.
Basarnas Bali bersama unsur SAR lainnya telah melakukan pencarian dengan menggerakkan KN SAR Arjuna 229.
Baca Juga: KM Linggar Petak 89 Tenggelam di Samudera Hindia, 1 Meninggal 10 Masih Hilang
Pada Pukul 06.30 Wita KN SAR Arjuna 229 dengan 37 orang POB lepas sandar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar menuju area pencarian. Hasil koordinasi dengan PT Sumber Mina Samudera, pemilik kapal, diketahui bahwa korban selamat dan meninggal dunia berada di KM Bahari Nusantara.
"Sebenarnya dari pihak perusahaan sudah memerintahkan KM Bahari Nusantara untuk kembali ke Benoa, tetapi karena kondisi perairan hal tersebut masih diupayakan," terang Gede Darmada.
Hasil komunikasi dengan pihak agen kapal bahwa sekitar pukul 16.36 Wita posisi KM Bahari Nusantara berada sebelah barat laut lokasi kecelakaan dengan jarak kurang lebih 12 Nm (9° 8.704'S - 114° 58.700'T).
Baca Juga: Dihantam Ombak, Kapal Logistik Karam di Kepulauan Seribu
Di posisi berbeda, KM Bahari Nusantara 25 berada di sebelah utara LKP dengan jarak kurang lebih 21 Nm (8° 59.195'S - 115° 5.566'T).
Sementara itu Basarnas juga menerjunkan KN SAR Arjuna yang melakukan pencarian dan mengevakuasi korban selamat dan meninggal di KM Bahari Nusantara.
Dari keterangan Kapten Kapal, Arif Yulianto bahwa saat berlayar kondisi alun mencapai 4 meter sehingga belum berhasil mendekati posisi KM Bahari Nusantara.
"Alun gelombang 2,5 sampai 4 meter, angin 20 knot dan visibility 15 km, tadi selama pencarian tidak ditemukan tanda-tanda, tidak ada juga kapal yang melintas, " jelasnya. KN SAR Arjuna kembali sandar di Pelabuhan Benoa pada pukul 12.45 Wita.
Baca Juga: Sebuah Kapal Kayu Dilalap Api di Sungai Handil Bakti Batola
Selama upaya pencarian berlangsung turut melibatkan Basarnas Bali, Polair Mabes Polri, Dit Polair Polda Bali, Potensi SAR Radio 115, STOP Benoa, BTS Benoa, KM Bahari Nusantara dan KM Bahari Nusantara 25.
Seperti yang diberitakan sebelumnya KM Linggar Petak 89, kapal pencari ikan terbalik dan tenggelam di perairan Samudera Hindia, Selasa 28 Februari 2023 siang.
Kapal dengan POB 15 orang tersebut diperkirakan tenggelam sekitar pukul 13.00 Wita. Agen Kapal PT. Sumber Mina Samudera menginformasikan bahwa 4 orang berhasil diselamatkan, 1 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dalam pencarian.
Baca Juga: Polisi Selidiki Insiden Tabrakan Kapal yang Tumpahkan Batu Bara ke Laut Muara Banjar
Sementara rute kapal dari Pelabuhan Benoa menuju Fishing Ground, namun nahas ketika berada di posisi koordinat 09°21'S - 115°03'T tiba-tiba datang ombak menerjang.
Tak lama kemudian pukul 13.30 Wita, KM Bahari Nusantara 25 menemukan dan mengevakuasi 5 orang ABK KM Linggar Petak 89 dan masih melakukan pencarian ABK lainnya.