Hot Borneo

Penangan Pasien Gangguan Jiwa Bebani Pemprov Kalsel, Pemkab Diminta Siapkan Rumah Singgah

apahabar.com, BANJARMASIN – Direktur RSJ Sambang Lihum, Anna Martiana mengatakan penanganan pasien gangguan jiwa di Sambang…

Featured-Image
Forum konsultasi publik di RSJ Sambang Lihum. Foto-Istimewa.

bakabar.com, BANJARMASIN – Direktur RSJ Sambang Lihum, Anna Martiana mengatakan penanganan pasien gangguan jiwa di Sambang Lihum dianggap sudah terlalu membebani dana daerah.

“Sekarang ini ada 50 orang berada diruang transit. Ruangan untuk pasien sembuh yang sudah bisa pulang dan kembali ke masyarakat,” kata Anna Martiana usai kegiatan forum konsultasi publik di RSJ Sambang Lihum, Selasa (26/7)

Sementara BPJS dan jaminan pengobatan dari Kemenkes kata Anna hanya hingga pasien dinyatakan sembuh oleh dokter, sisanya itu rumah sakit yang tanggung.

“Pasien yang ada di sini, ada yang tidak punya keluarga, ada yang keluarganya tidak mau menerima lagi, ada juga yang memang keluarga tidak mampu, pengobatan biasanya melalui BPJS, atau kami usahakan dapat diganti oleh Kemenkes, jika tidak terpaksa dari anggaran RSJ, tapi untuk konsumsi pasien dan penanganan rehabilitasi setelah sembuh harus dari kami,” jelasnya.

Akibatnya beberapa rencana rehabilitasi bangunan dan sarana lain di RSJ terpaksa ditunda dikerjakan dengan prioritas untuk kebutuhan sehari-hari pasien.

Anna meminta agar pemerintah kabupaten bisa menyiapkan rumah singgah atau melakukan pengganggaran untuk penanganan ODGJ yang sudah dirujuk ke RSJ Sambang Lihum.

“Bukan setelah di antar ke RSJ, lepas tanggung jawab begitu saja,” katanya.

Saat ini, kata Anna, daerah yang sudah melakukan kerjasama dengan penganggaran untuk penanganan ODGJ masih dari Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Tanahbumbu sementara daerah lainnya belum.

“Kami berharap ada sinergitas antara kabupaten dengan kami di RSJ dan Pemprov Kalsel sehingga anggaran pemeliharaan pasien tak selalu dibebankan ke Pemprov Kalsel,” tambahnya.

Satu orang pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh ujar Anna dalam sehari bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp100 ribu untuk makan dan lain-lain. Angka tersebut dikalikan dengan jumlah pasien yang sembuh yang belum dijemput ke daerah asalnya ada 50 orang.

Mengurangi besarnya biaya pemeliharaan pasien yang sudah sembuh, pihaknya memberikan pelatihan kerajinan tangan dan keterampilan usaha bagi pasien yang sudah sembuh. Dengan itu pasien bisa mendapatkan uang dari usahanya sendiri.

“Barang hasil karya mereka biasanya kami pamerkan dan dijual di berbagai acara di kawasan RSJ Sambang Lihum,” tambah Anna.

Salah satu pasien yang sudah sembuh (S) asal Hulu Sungai Tengah mengatakan sudah bertahun-tahun tinggal di RSJ Sambang Lihum. Ia sendiri masih memiliki keluarga, namun keluarganya tak lagi menerimanya.

“Saya ingin bisa kembali ke masyarakat, berwirausaha sendiri berjualan hasil kerajinan,” ujar S yang kini jadi perajin gelang plastik.



Komentar
Banner
Banner