Banjarmasin Hits

Pemkot Banjarmasin Relokasi PKL Anang Adenansi ke RTH Kamboja, Pedagang Keberatan

Pemkot Banjarmasin akhirnya punya solusi mengenai tempat untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Anang Adenansi dan sekitarnya.

Featured-Image
Pedagang di kawasan Anang Adenansi punya harapan besar agar mereka tidak dipindah. Foto: apahabar.com/Riyad.

bakabar.com, BANJARMASIN - Pemkot Banjarmasin akhirnya punya solusi mengenai tempat untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Anang Adenansi dan sekitarnya.

Dari hasil pertimbangan, Pemkot Banjarmasin memutuskan relokasi PKL ke ruang terbuka hijau (RTH) Kamboja, sebagai lokasi berjualan pedagang yang baru.

“Di sebelah jalan aspal samping RTH Kamboja. Nanti kita tata,” ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Banjarmasin, Ikhsan Budiman, Kamis (16/11).

Menurutnya, dari beberapa tempat yang diusulkan, lokasi itu dianggap paling representatif. Terlebih para pedagang berjualan tidak menggunakan lapak.

“Orang yang beli sambil lewat saja. Tidak makan di tempat. Jajanan gorengan seperti itu,” ujarnya.

Ia tak memungkiri, bahwa keberadaan pedagang di kawasan itu sudah berjualan lebih dari satu generasi.

Namun di sisi lain, pihaknya juga perlu mempertimbangkan fungsi trotoar untuk pejalan kaki yang selesai dibangun. “Saya sendiri sejak kecil belanja di situ,” ungkapnya.

Terkait kapan akan relokasi, pihaknya telah meminta jajaran Satpol PP untuk bisa melayangkan surat peringatan (SP) kepada para pedagang. “Insya Allah bulan ini juga bisa direlokasi,” harapnya.

Sebelumnya, ada tiga opsi yang diusulkan menjadi tempat relokasi PKL di depan eks Bank Panin dan sekitarnya. Yakni jalan di samping RTH Kamboja, sekitar Pasar Sudimampir atau di kawasan pasar baru samping toko roti minseng.

Respons Pedagang

Hampir semua pedagang belum mengetahui perihal akan direlokasi ke mana nantinya. Namun demikian, mereka mengaku keberatan jika harus dipindah.

"Belum ada kabar. Harapannya, mudah-mudahan gak jadi," ujar salah satu pedagang gorengan, Anis ditemui Kamis sore.

Pasalnya, kata Anis, dia telah berjualan dua generasi di sana. Jika harus pindah, ia khawatir jualannya akan sepi pembeli.

"Dari mertua di tahun 1983 jualan di sini. Saya gantikan 15 tahunan yang lalu. Pelanggan-pelanggan tahunya di sini, kalau harus pindah kayanya akan mati dagangan kami," tuturnya.

"Yang masih di sini saja, jualan sepi. Apalagi kalau dipindah," tambahnya.

Di satu sisi, Anis bilang, keberadaan mereka di sana juga tak pernah mengganggu.

"Kalau bikin macet tidak juga. Macet itu justru kalau ada event di RTH Kamboja, baru di sini terimbas. Kami juga gak pernah bikin kotor. Tiap pulang pasti kami bersihkan," ungkap ibu 4 anak itu.

Pedagang lainnya, Slamet juga mengaku keberatan jika harus dipindah. Terlebih kalau ke kawasan RTH Kamboja.

"Kalau di sini, pengendara-pengendara yang lewat biasanya yang membeli. Kalau di RTH Kamboja artinya harus agak masuk ke dalam, itu akan berpengaruh terhadap dagangan," papar pedagang kue pukis yang sudah berjualan sejak 1983 itu.

Senada dengan Anis dan Slamet, Dani juga mengungkapkan hal yang sama. "Harapannya jangan dipindah, tetap di sini," pintanya.

Anis, Slamet, Dani, serta para pedagang lain sepakat, kalau mereka hanya ingin berjualan di sana.

Jika memang keberadaan mereka berada di badan jalan, para pedagang tidak apa-apa jika posisinya bisa agak mundur.

"Agak mundur gak papa, biar mepet ke pagar [Bank Panin], supaya tidak mengganggu pejalan kaki yang lewat trotoar juga. Yang penting jangan pindah" harap Dani mewakili pedagang lain.

Editor


Komentar
Banner
Banner