bakabar.com, BANJARBARU – Berkas perkara kasus cekcok berujung maut di SPBU Simpang Empat LIK Liang Anggang masih berproses. Ditarget rampung bulan ini.
“Pengiriman berkas biasanya menungguapakah akan dilakukan rekonstruksi kejadian dulu, mungkin dalam bulan ini,” ujar Kapolsek Banjarbaru Barat, AKP Yuda Kumoro Pardede melalui Kasi Humas, AiptuKardiGunadi kepada bakabar.com, Senin (15/11).
Adapun pelaku penusukan, Muslim (31) saat ini, kata Kardi sudah diamankan di Polsek Banjarbaru Barat, setelah keluar dari RSUD Idaman.
“Ya langsung ditahan,” tegasnya.
Namun, beberapa hari lalu, Muslim dibawa kembali ke RS Idaman Banjarbaru untuk melepas jahitan luka di perutnya.
Adapun pasal yang disangkakan masih sama yaitu Pasal 338 atau 351 ayat (3) KUHP. Ancaman hukuman 15 tahun.
“Sudah lima saksi kami periksa, tidak ada kendala, rekonstruksi akan dilakukan setelah berkas sudah dikirim,” ujarnya.
Kronologis Pembunuhan
Duduk Perkara Duel Maut di SPBU Liang Anggang Tewaskan Seorang “Jagau”
Sebagai pengingat, Kamis (28/10) malam lalu, perkelahian berujung penusukan berlangsung di SPBU Simpang Empat LIK Liang Anggang menewaskan Sani (35).
Sejauh kasus ini dikembangkan, polisi memastikan penusukan tersebut bukan karena pelangsiran.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Hal itu dijelaskan Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid saat jumpa pers pada Jumat (29/11) siang.
Khamid mengatakan korban Sani yang sedang di bawah pengaruh minuman keras tersinggung hingga memukul Muslim.
Motif tersebut didukung oleh bukti rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian.
“Saksi merupakan sopir truk bermuatan pupuk yang sedang mengisi BBM," ujar Khamid dalam jumpa pers.
Khamid bercerita saat itu sopir truk sedang berbicara dengan korban Sani.
“Posisi mereka berdua di belakang truk,” ujarnya.
Tiba-tiba datang pelaku Muslim. Pembicaraan Sani dengan sopir terputus. Saat itu sopir sudah mencium aroma miras dari napas Sani.
“Lama benar kamu (dalam bahasa Indonesia),” ujar Muslim ditirukan Khamid.
Sopir truk lantas menjawab, "Saya lagi muatan (bawa muatan) pupuk."
Saat mereka berbicara, Muslim yang kala itu juga sedang mengantre solar, tiba-tiba
meninggikan suara hingga Sani tersinggung.
"Kenapa suara kamu nyaring sekali berbicara,” ujar Sani.
Pemukulan oleh Sani ke Muslim pun terjadi.
“Dan kemudian dilerai masyarakat sekitar, lalu bubar,” jelas kapolres.
Namun, aksi Sani tak berhenti di situ. Ia pulang ke rumah yang hanya selemparan batu dari SPBU.
“Korban masih dendam,” ujar Khamid.
Sejurus kemudian Sani kembali dengan sebilah pisau. Muslim terkena tusuk di bagian pinggang.
Pergumulan terjadi. Sani yang mencoba lari pun jatuh terlentang, akibat tersandung lantai tempat mesin pengisian BBM yang lantainya lebih tinggi.
Muslim balik mengeluarkan pisau dari dalam tas selempang yang dibawanya. Dan dua tusukan bersarang di dada serta
perut Sani.
Tak kuat membalas Muslim, Sani terjatuh hingga meninggal dunia.
Sani yang hendak membalas Muslim terjatuh hingga meninggal dunia.
"Korban tewas di tempat,” ujarnya.
Sedang Muslim dilarikan ke RSUD Idaman Banjarbaru.
Tewasnya Sani juga jadi perbincangan hangat warga. Sehari-hari sosok satu ini dikenal memang sering berkelahi.
"Terkenal 'jagau' [jago] dia jualan bensin eceran juga melangsir," ujar salah seorang warga.