Sekeluarga Tewas Keracunan

Pembunuhan Bekasi-Cianjur, Perdunu: Tak Ada Perdukunan di Dunia Bisa Gandakan Uang

Pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur yang menghilangkan 9 nyawa ditengarai berkaitan dengan praktik perdukunan untuk menggandakan uang.

Featured-Image
Gus Fatah Ketua Umum Persatuan Dukun Nusantara (PERDUNU) asal Banyuwangi. (Foto: apahabar.com/Mohammad Abdul)

bakabar.com, BANYUWANGI - Polisi berhasil membongkar kasus pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur dengan pengakuan tiga tersangka yang mengejutkan. Pasalnya, dalam pembunuhan keji itu diduga ada praktek perdukunan dengan dalih penggandaan uang.

Tiga tersangka yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Dullah dan M Dede Solehudin. Ketiganya berhasil diringkus polisi pada tanggal 17 Januari 2023 lalu.

Peristiwa pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur yang menelan 9 korban itu, dari keterangan polisi merujuk pada praktek perdukunan dengan dalih penggandaan uang.

Baca Juga: Polisi Olah TKP Kasus Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur, Ada Korban dan Tersangka Baru?

Menanggapi kasus tersebut, Ketua Umum Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Abdul Fatah Hasan tak membenarkan jika ada praktek dukun dengan penggandaan uang, ditambah lagi dengan cara keji yakni dengan membunuh orang.

"Selama ini belum ada di dunia praktek perdukunan yang bisa menggandakan uang, itu hanya akal-akalan dukun saja," kata pria yang akrab disapa Gus Fatah pada bakabar.com, Sabtu (21/1).

Baginya praktik perdukunan dengan menumbalkan orang lain, apalagi sampai menghilangkan nyawa dinilainya sangat-sangat terkutuk dan tidak manusiawi.

"Apalagi dengan cara keji, seperti melakukan pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang," tegas Gus Fatah Ketua Umum Perdunu (21/01).

Baca Juga: [Habar News] Kasus Keracunan Satu Keluarga Bekasi: Ditemukan 3 Mayat Lagi di Cianjur

Gus Fatah mengatakan mengenai dunia dukun sebenarnya ada dua latar belakang. Pertama adalah orang yang gagal secara sosial. Sedangkan yang kedua adalah orang yang otaknya kurang karena alusiansi yang mendominasi.

"Saat ini belum ada keilmuan yang bisa dibuktikan ataupun dilakukan. Artinya ketika tidak bisa maka itu bisa dikatakan halusinasi," ungkap Gus Fatah.

Selain itu ia menambahkan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang instan. Seperti yang banyak terjadi kalangan masyarakat, yang ditempuh dengan cara-cara yang irasional.

"Kita kelamaan ada di masyarakat yang masih mudah untuk mengikuti hal-hal yang bersumber dari halusinasi dari seorang dukun," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner