bakabar.com, MARABAHAN - Buron empat bulan lamanya, polisi akhirnya meringkus terduga aktor di balik penemuan jasad perempuan terbungkus plastik dan terlilit kabel di Sungai Barito, Kalimantan Selatan.
Berdasar informasi dihimpun bakabar.com, pelaku yang berjenis kelamin laki-laki itu ditangkap di Probolingo, Jawa Timur, Selasa (4/4).
Belum diketahui identitas lengkap si pelaku. Termasuk kronologis penangkapan dan motif di balik pembunuhan perempuan berinisial YP tersebut. Polda Jawa Timur menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak Polda Kalsel.
Sementara itu, Kapolres Batola, AKBP Diaz Sasongko membenarkan penangkapan terduga pelaku tersebut.
Baca Juga: Pembunuhan Perempuan Terbungkus Plastik di Sungai Barito, Identitas Dikantongi
"Sekarang anggota kami yang membawa terduga pelaku, masih dalam perjalanan dari Surabaya menuju Banjarmasin," papar Diaz Sasongko, Kamis tadi siang (6/4).
"Informasi selanjutnya akan disampaikan dalam press release, setelah mereka tiba di Marabahan," sambungnya.
Penangkapan pelaku dilakukan tim gabungan Satuan Polairud Polres Batola yang dipimpin langsung Kasat Polairud AKP Supriyanto bersama Unit Opsnal Satuan Reskrim atau Macan Bahalap.
Baca Juga: Pembunuh Perempuan Terlilit Kabel di Pinggir Sungai Barito Mulai Terdeteksi
Baca Juga: Identitas Dikantongi, Polisi Terus Buru Pembunuh Perempuan Terlilit Kabel di Sungai Barito
"Alhamdulillah berkat doa semuanya, kami berhasil mengungkap kasus temu mayat di Jembatan Barito dengan korban atas nama YP," jelas Supriyanto ketika dihubungi terpisah.
"Terduga pelaku diringkus di Probolingo. Sekarang kami dalam perjalanan pulang dari Surabaya," tambah mantan Kapolsek Marabahan ini.
Sebagai pengingat, 16 Desember 2022, jasad seorang perempuan berinisial YP ditemukan warga dalam kondisi tewas mengenaskan di Desa Beringin, Kecamatan Alalak.
Jenazah perempuan berusia 52 tahun tersebut mengapung dalam kondisi setengah telanjang, diikat kabel, serta terbungkus plastik cover mobil.
Identitas warga Kelurahan Sungai Andai di Kecamatan Banjarmasin Utara itu sempat misterius karena sudah sulit dikenali. Untungnya, polisi tetap dapat mengumpulkan data-data identitas via mambis dan handhale.