tanam pohon

Peduli Lingkungan, Pelajar Jepang Tanam Pohon di Tahura SSH Riau

Dinas LHK Provinsi Riau menyebutkan Tahura SSH merupakan kawasan hutan konservasi yang berada di wilayah Kampar, Siak, dan Pekanbaru, Provinsi Riau.

Featured-Image
Belantara Foundation Libatkan Pelajar Jepang Tanam Pohon di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Riau pada Jumat (4/8/2023). Foto: Belantara Foundation

bakabar.com, JAKARTA - Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau menyebutkan Tahura Sultan Syarif Hasyim (SSH) merupakan kawasan hutan konservasi yang berada di wilayah Kampar, Siak, dan Pekanbaru, Provinsi Riau.

Kepala KPHP Minas Tahura Matnuril menjelaskan Tahura SSH memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang cukup tinggi. Terdapat sedikitnya 127 jenis tumbuhan asli di kawasan hutan tersebut, 4 jenis reptilia, 16 jenis mamalia dan 42 jenis burung.

Tumbuhan asli di Tahura SSH, terang Matnuril, didominasi dari keluarga Dipterocarpaceae, Lauraceae, Euphorpeaceae, Anacardiaceae, Guttiferae, Sapotaceae dan Myrtaceae.

Selain itu, kata Matnuril, "Dari 42 jenis burung yang ada di Tahura SSH, terdapat satu jenis yang menjadi fauna identitas Provinsi Riau, yaitu serindit melayu (Loriculus galgulus)."

Baca Juga: Rayakan HUT ke-11, Velozity Tanam 300 Pohon di Hutan Tahura Banten

Di kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim (SSH), Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Provinsi Riau, Belantara Foundation bersama KPHP Minas Tahura dan pemangku kepentingan setempat melakukan penanaman pohon secara simbolis, pada Jumat (4/8). Kegiatan itu melibatkan pelajar asal Jepang, yaitu Senior High School at Sakado dan University of Tsukuba.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Global Tiger Day (29 Juli), Hari Konservasi Alam Nasional (10 Agustus), International Elephant Day (12 Agustus) dan International Orangutan Day (19 Agustus).

"Momentum empat hari besar lingkungan tersebut mengingatkan kepada kita pentingnya menjaga dan melestarikan satwa liar beserta habitatnya," ujar Dolly dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/8).

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Global Tiger Day (29 Juli), Hari Konservasi Alam Nasional (10 Agustus), International Elephant Day (12 Agustus) dan International Orangutan Day (19 Agustus). Foto: Belantara Foundation.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan kegiatan tanam pohon merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Global Tiger Day (29 Juli), Hari Konservasi Alam Nasional (10 Agustus), International Elephant Day (12 Agustus) dan International Orangutan Day (19 Agustus). Foto: Belantara Foundation.

Penanaman simbolis bertujuan untuk memberikan edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang pentingnya terlibat aktif dalam melestarikan alam dan lingkungan hidup di Indonesia.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Wahana Offroad Tahura Pakal Dibuka

Pada penanaman simbolis itu, Jenis pohon yang digunakan antara lain balangeran (Shorea balangeran) dan meranti bunga (Shorea leprosula) sebanyak 20 pohon, yang keduanya termasuk dalam kategori pohon langka yang perlu dilestarikan.

Lebih jauh, Dolly mengungkapkan, generasi muda memainkan peran penting sebagai agen perubahan. Hal itu diwujudkan dengan terlibat aktif dalam mendukung perubahan di lingkungan masyarakat menuju kepada arah yang lebih baik, termasuk berkontribusi dalam pemenuhan Nationally  Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia khususnya Pulau Sumatra.

"Salah satu kekuatan generasi muda yaitu mampu memengaruhi masyarakat luas. Hal tersebut dapat dilakukan mulai dari hal sederhana, salah satunya melalui menanam pohon," jelasnya.

Ia menambahkan,"Kami berharap gerakan menanam pohon dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda agar berkontribusi aktif pada bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup di sekitar mereka," terang Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Baca Juga: Perampasan Hutan Adat Papua Munculkan Konflik Internal Suku Awyu

Pohon, kata Dolly, memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan, antara lain sebagai penghasil oksigen, menyerap karbon dioksida, mencegah erosi, menyediakan habitat bagi satwa liar serta menyediakan sumber pangan dan obat-obatan.

Terkait aksi itu, Matnuril mengapresiasi langkah Belantara Foundation dan para pemangku kepentingan setempat melibatkan pelajar asal Jepang pada gerakan menanam pohon di kawasan Tahura SSH.

“Kami berharap Tahura SSH menjadi laboratorium alam yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan edukasi bagi pelajar dan masyarakat,” kata Matnuril.

Senada, Regional Director of Southeast Asia and Taiwan Bureau of Global Initiatives, University of Tsukuba, Dr. Nomura Nakao mengemukakan bahwa kesadaran menjaga lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Salah satunya dengan berpartisipasi aktif pada gerakan menanam pohon.

Baca Juga: Perjuangkan Hutan Adat Awyu, Greenpeace: Selamat dari Krisis Iklim

“Dengan menanam pohon, kita dapat berkontribusi dalam mencegah dampak perubahan iklim yang saat ini menjadi perhatian dunia” jelas Nomura.

Pada tahun ini, kegiatan penanaman simbolis di Tahura SSH telah dilakukan tiga kali. Penanaman yang pertama dilakukan pada 17 Januari 2023 dan penanaman kedua pada 28 Februari 2023 lalu. Bibit pohon yang ditanam yaitu balangeran (Shorea balangeran), merbau (Intsia bijuga) dan meranti (Shorea leprosula).

Selain melakukan penanaman pohon, para pelajar dari Senior High School at Sakado dan University of Tsukuba, Jepang akan mendapatkan kuliah umum bertajuk Biodiversity and Wildlife Conservation in Indonesia pada 10 Agustus 2023 di Universitas Pakuan, Bogor.

Editor
Komentar
Banner
Banner