bakabar.com, BANJARMASIN – Pedagang kawasan wisata kuliner mandiri atau KWM Kota Lama, Banjarmasin tengah gundah gulana.
Rumornya, Pemerintah Kota Banjarmasin akan merenovasi kawasan tepi Sungai Martapura sesuai konsep water front city.
Pedagang diberikan batas waktu meninggalkan kios mereka sebelum 24 September 2022. Pemberitahuan penggusuran terkesan dadakan.
"Jumat tadi (19/8/) baru disampaikan lurah, diminta untuk mengosongkan kios karena mau direnovasi," ujar salah satu pedagang Muzahidah (41) ditemui bakabar.com, Senin siang (22/8).
Bukan cuma itu. Muzahidah mengatakan Pemkot juga meminta hal lain. Yakni seluruh pedagang tak lagi berjualan setelah renovasi selesai.
Sebagai gambaran, dari 53 kios yang tersedia di KWM, saat ini masih ditempati oleh enam pedagang.
"Kita sangat berharap masih bisa berjualan lagi di sini," ucapnya.
Pemkot, kata dia, berjanji mengganti rugi lahan pedagang terdampak renovasi KWM. Namun bukan itu yang dimau pedagang.
"Kami tidak minta ganti rugi, tapi ingin berjualan lagi," tuturnya.
Di sisi lain, Muzahidah sebenarnya setuju saja KWM direnovasi. Menjadi gairah tersendiri bagi upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
"Ini sebenarnya sudah mulai lagi bangkit, eh tahunya mau direnovasi dan malahan diminta bergusur," pungkasnya.
16 Juni 2022, nota kesepahaman atau MoU penataan kawasan Kota Lama diteken Wali Kota Ibnu Sina dengan pihak pengembang. KWM masuk di dalamnya. Pengembangan ini merupakan sebuah simbol dari kolaborasi pentahelix, antara pemerintah dengan pelaku bisnis.
Sejarah KWM
Pembangunan KWM dimulai pada 2013. Buah kerja sama antara Pemkot Banjarmasin dengan salah satu bank BUMN. Diresmikan pada 2014, KWM terkenal dengan ragam kulinernya. Juga suguhan view tepi sungainya. Lokasi wisata KWM cukup strategis. Berhadapan langsung dengan Patung Bekantan.
Sempat pula menjadi ikon wisata kuliner di Banjarmasin, pesona KWM memudar sejak 2017 ke atas. Bangunan kios perlahan termakan usia. Pun pedestriannya yang bergelombang. Tak pernah sekalipun direnovasi sejak diresmikan 2014 silam.
Puncaknya, pandemi Covid-19 melanda. Setelah pandemi berlalu, KWM makin kala saing dengan kawasan Bandarmasih Tempo Doeloe. Bukan hanya pengunjung, satu per satu pedagangnya mulai angkat kaki lantaran gulung tikar. Dari lebih 52 kios yang disediakan, kini hanya bisa dihitung jari. KWM yang benar-benar sepi kini juga dijadikan tempat tinggal oleh sebagian pedagangnya.