Lapak Dagang

Pedagang Keluhkan Lapak di Loksem JP 44 Cikini Belum Bisa Dipakai Jualan

Sejumlah pedagang berkeluh kesah karena lapak pedang di JP 44 masih belum bisa ditempati.

Featured-Image
Sejumlah pedagang dan warga berbincang di Kawasan PKL Loksem JP 44 Cikini yang masih belum bisa ditempati. apahabar.com/Andrey

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat telah selesai merevitalisasi lokasi sementara (Loksem) pedagang kaki lima (PKL) JP 44 di Jalan Penataran, Menteng, Jakarta Pusat.

Di lokasi pedagang kaki lima (PKL) JP 44 tersebut terdiri dari deretan kios berukuran 2 x 2 meter yang sudah selesai dibangun. Sebanyak 22 kios berwana putih sudah berjejer dengan rapi, selain itu trotoar di lokasi tersebut juga sudah direvitalisasi.

Sejumlah pedagang berkeluh kesah karena lapak pedang di JP 44 masih belum bisa ditempati. Dena (35) yang sebelumnya berjualan pecel lele di kawasan tersebut, mengeluh karena sudah dua bulan tidak bisa berjualan.

"Ini kan sudah selesai bangun lapaknya, saya nggak tahu kapan bisa ditempati, katanya bulan ini, tapi masih belum ada pengumuman kapan bisanya," ujarnya, Kamis (16/2).

Baca Juga: Siap-Siap! Pemkot Jakbar Bidik Kota Tua Jadi Kawasan Bebas PKL

Dena yang biasanya berjualan pecel lele, terpaksa tidak bejualan selama dua bulan terahkir, sehingga penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari berkurang.

Sebelumnya ia bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp500 ribu per hari dari hasil jualannya.

"Pusing juga kalau nggak jualan-jualan, sementara ya bergantung sama suami dari ngojek," keluhnya.

Keluhan sama juga disampaikan oleh Ipul (40) yang sebelumnya jualan makanan rumahan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Siap-Siap! Pemkot Jakbar Bidik Kota Tua Jadi Kawasan Bebas PKL

Ia juga berharap agar lokasi jualan di Loksem JP 44 segera dibuka. Selama lapaknya direvitalisasi setiap pagi bersama istrinya ia berjualan nasi uduk di depan rumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Meskipun hasil penjualnnya tidak sebanyak saat berjualan di JP 44, yang terpenting dia bisa bayar biaya sewa kontrakan dan sekolah anaknya.

"Mau gimana lagi, kita ngikut aja, yang penting bisa jualan, bisa kasih uang saku anak sekolah dan bayar kontrakan," ujar pria asal Brebes itu.

Para pedagang juga masih belum tahu berapa biaya sewa nantinya. Mereka berharap agar tidak ada kenaikan harga sewa, dimana sebelumnya mereka hanya membayar uang keamanan dan kebersihan sebesar 10 ribu rupiah perhari dan uang bulanan Rp150 ribu.

"Ini kan udah lebih bagus, semoga aja nggak naik bayarnya, kita nggak tahu berapa," tukas Asep.

Editor


Komentar
Banner
Banner