bakabar.com, RANTAU – Ramadan sebentar lagi. Tapi, suasana di Pasar Keraton Rantau, Kabupaten Tapin kini tak seperti tahun kemarin.
Gara-garanya musim Corona. Himbauan kepada warga untuk tinggal di rumah, berdampak buat pedagang di sana.
Apa yang dialami pedagang di sana, boleh jadi dirasa penjual di pasar lainnya.
Sama-sama merasakan sepinya pembeli. Salah satu pedagang Pasar Keraton, Noorhayu tak menampiknya.
Bahkan, dalam beberapa hari ini penjualannya turun drastis.
“Terasa sunyi tak seperti biasanya. Ya (turun) sekitar 30 sampai 50 persen, pembeli yang biasa datang berkurang,” rintih Noorhayu kepada bakabar.com, Kamis (2/4).
Padahal menurutnya, 22 hari jelang Ramadan biasanya, suasana pasar, khususnya pedagang sembako kebanjiran pembeli.
“Seharusnya menjelang Ramadhan pasar rami. Ya, mungkin imbas Covid-19 orang pada takut ke pasar atau pemasukannya berkurang, orang lebih memilih berhemat,” imbuh ibu 5 anak itu.
Libur sekolah dan disetopnya sementara sejumlah pengajian majelis taklim, terasa sekali dampaknya.
“Yang bisanya pelanggan yang jualan di lingkungan sekolah sekarang tidak lagi belanja. Juga para pengejar pasar yang datang kepengajian juga tidak lagi berbelanja,” rintih Noorhayu, penjual barang serba ada ini.
Di sisi lain, langganannya dari pedagang warung makan juga berkurang.
Di Pasar Keraton, terang Noorhayu, warung makan banyak tutup. Karena, pedagang di pasar rata-rata bawa bekal makan dari rumah.
Dari semua itu, ia mengaku pendapatannya pun turun drastis.
“Sudah hukum ekonomi, apabila situasi begini. (Soalnya) Semua tergantung pembeli di pasar,” ujar Noorhayu.
Sementara itu, harga gula pasir, yang meroket itu hingga Rp22 Ribu membuat warung-warung makan dipasar menjerit.
Salah satu pemilik warung makan di sana, Masnah (61) terpaksa putar otak menghadapi situasi ini.
“Sejak situasi sekarang semua harus serba hemat,” jelas Masnah akrab disapa Mama Lator itu kepada bakabar.com, siang tadi.
Dari keterangan beberapa pedagang Sembako di pasar Keraton Rantau, imbas Covid-19 ini juga menimbulkan kekhawatiran terhambatnya pasokan stok barang dari Jawa.
Sekalipun saat ini dirasa suplai barang masih normal.
Ketakutan itu masuk akal, karena Kalsel sudah berstatus Tanggap Darurat Covid-19, dan mulai membatasi akses masuk ke wilayah Kalsel.
Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin