bakabar.com, SURABAYA - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo melakukan konsolidasi dan safari politik ke 2 daerah di Jatim pada Sabtu (6/5) hingga Minggu (7/5). Pada saat konsolidasi, PDIP Jatim menargetkan Ganjar bisa meraih suara 65 persen saat Pilpres 2024 atau sama dengan Jokowi saat periode kedua.
Pakar politik Universitas Airlangga (Unair), Ucu Martanto menilai bahwa target itu tidak realistis. Sebabnya, suara Ganjar di Jatim belum terlalu signifikan.
“Ini terlalu optimis (target 65 persen), jadi saya menilai targetnya tidak realistis,” ucap Ucu saat dihubungi bakabar.com, Senin (8/5).
Baca Juga: Ganjar Safari ke Surabaya dan Jember, Pakar: Bagian dari Strategi Politik
Ucu mengatakan bahwa suara 65 persen memang diraih oleh Jokowi pada periode kedua. Namun ini tidak bisa disamakan saat Ganjar baru pertama kali masuk menjadi capres di periode pertama.
Menurut Ucu suara Ganjar di Jatim sangat bergantung dengan jumlah capres yang berkontestasi. Ucu memprediksi, suara Ganjar akan kalah di Jatim jika ada 3 capres yang mencalonkan. Misalnya Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
“Kalau seperti itu (3 capres), saya duga Prabowo yang akan lebih banyak,” tutur alumnus Universitas Gadjah Mada tersebut.
Baca Juga: Ditinjau Langsung Ganjar Pranowo, Jembatan Gantung Ngembik Magelang Bakal Direnovasi
Ucu menjelaskan alasan lain di balik dugaannya itu. Menurut dia, PDI-P saat ini hanya berkoalisi dengan PPP. Sementara, suara PDI-P di Jatim memang tinggi, namun bukan pemenang.
“Suara PPP di Jatim juga tidak signifikan,” tandasnya kepada bakabar.com.
Sebaliknya, partai pendukung Prabowo yakni Gerindra dan PKB memiliki suara yang besar di Jatim. Terlebih PKB yang menjadi pemenang di Jatim bertahun-tahun. Kondisi tersebut yang membuat peluang Prabowo menang di Jatim.
Baca Juga: Nasib KIB Di Ujung Tanduk Usai PPP Deklarasikan Ganjar Pranowo
Selain itu, Ucu mengatakan bahwa suara di Jatim tidak hanya bergantung pada partai politik, namun juga ketokohan. Dari sini bisa dilihat bahwa Ganjar sebagai sosok yang baru di Jatim, sementara Prabowo memiliki memori pada 2 periode pilpres sebelumnya.
“Nah kalau kondisi pemilu dilakukan sekarang ya suara Prabowo akan lebih banyak di Jatim,” pungkasnya.