Tak Berkategori

Pascabanjir di Batola, Proyek Jejangkit Ecopark Dimulai Lagi

apahabar.com, MARABAHAN – Tidak signifikan terdampak banjir, tahap ketiga proyek Jejangkit Ecopark kembali dikerjakan akhir Maret…

Featured-Image
Kondisi lahan Jejangkit Ecopark pasca digenangi banjir. Foto lokasi diambil 23 Februari 2021. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Tidak signifikan terdampak banjir, tahap ketiga proyek Jejangkit Ecopark kembali dikerjakan akhir Maret 2021.

Nyaris selama dua bulan terakhir, Jejangkit terendam banjir. Bahkan dari 17 kecamatan di Barito Kuala, kawasan pemekaran Mandastana ini menjadi salah satu daerah terdampak banjir parah.

Selain persawahan dan perumahan penduduk, serta jalan desa maupun kecamatan, air juga menggenangi lahan Jejangkit Ecopark yang sudah dikeruk dan dimatangkan.

Untungnya banjir tidak banyak mengubah struktur tanah Jejangkit Ecopark yang sudah diolah. Situasi sekaligus memudahkan fase pekerjaan berikutnya.

“Memang proyek Jejangkit Ecopark sempat direndam banjir,” ungkap Kabid Tata Ruang dan Bina Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola, Saraswati Dwi Putranti, Jumat (12/3).

“Namun setelah diperiksa, banjir tidak terlalu berpengaruh terhadap struktur lahan yang sudah dikerjakan,” imbuhnya.

Oleh karena tidak dibutuhkan banyak perbaikan dan air jauh menurun, pekerjaan tahap ketiga pun segera dilakukan mulai akhir Maret 2021.

“Kontrak kerja sudah ditandatangani pertengahan Februari 2021, sehingga pekerjaan tahap ketiga dapat dimulai akhir Maret,” jelas Saraswati,

“Ditargetkan pekerjaan selesai dalam 7 bulan dengan target pematangan lahan, ditambah sedikit pembangunan fisik seperti jalan paving, toilet dan penanaman pohon,” sambungnya.

Jejangkit Ecopark dibangun di atas lahan eks Hari Pangan Sedunia (HPS) seluas 5 hektar. 2,2 hektar di antaranya merupakan bekas lokasi parkir HPS. Sedangkan 2,8 hektar lagi berupa lahan bekas venue pelaksanaan HPS.

Dikerjakan dalam beberapa tahap, anggaran total yang digunakan sekitar Rp25 hingga Rp30 miliar dari APBD Batola.

Sebelumnya pematangan lahan dan pembuatansaluran air, dimulai pertengahan Juli 2020 dengan anggaran sekitar Rp1 miliar.

“Andai tersedia tambahan anggaran melalui ABPD Perubahan, insyaallah pekerjaan fisik berikutnya dilanjutkan lagi sampai akhir 2021,” tegas Saraswati.

“Intinya kami berharap soft launching Jejangkit Ecopark dapat dilakukan awal 2022, seperti keinginan Bupati Batola.

Direncanakan lahan eks parkir tetap menjadi lokasi parkir, ditambah pembangunan pusat kuliner dan cendera mata.

Dari lokasi parkir tersebut, pengunjung diantar menggunakan kendaraan khusus menuju lahan eks venue HPS.

Di lahan ini direncanakan didirikan kantor pengelola, gedung serbaguna, musala, open hall, amphi theatre mini dan rumah kaca.

Kemudian wahana wisata air, taman bermain, kolam pemancingan, taman labirin, mini farm, kebun binatang mini, camping ground, pohon harapan dan kios jajanan.

Komentar
Banner
Banner