bakabar.com, MARABAHAN - Setelah melalui beberapa tahapan perbaikan, Jejangkit Ecopark di Desa Jejangkit Muara, Barito Kuala (Batola), resmi dibuka untuk umum.
Sebagai penanda operasional, dilakukan prosesi grand opening yang dihadiri Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, Sabtu (8/6) sore.
"Kami bangga dan berterima kasih atas komitmen pembangunan Jejangkit Ecopark. Ini merupakan upaya nyata Pemkab Batola bersama masyarakat untuk memiliki destinasi wisata," ungkap Mujiyat.
Jejangkit Ecopark dibangun sejak Juni 2022 di atas lahan eks Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 lahan seluas 5 hektare.
Sedikitnya 2,2 hektare di antaranya merupakan bekas lokasi parkir HPS. Sedangkan 2,8 hektare lagi berupa lahan eks venue pelaksanaan HPS.
Namun proses pembangunan Jejangkit Ecopark tidak berlangsung mulus. Penyebabnya kawasan ini dua kali digenangi banjir di awal 2021 dan 2023.
Untungnya banjir tidak banyak mengubah struktur tanah Jejangkit Ecopark yang sudah diolah. Situasi ini sekaligus memudahkan fase pekerjaan berikutnya.
"Sekarang setelah dibuka kembali, kami berharap Jejangkit Ecopark juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat sekitar," harap Mujiyat.
Baca Juga: Jelang Grand Opening, Jejangkit Ecopark di Batola Mulai Bersolek
"Harapan kami terhadap Jejangkit Ecopark juga positif, terutama kalau digarap serius. Makanya kami juga meminta masyarakat ikut mempromosikan Jejangkit Ecopark melalui media sosial masing-masing," imbuhnya.
Di sisi lain, akses menuju Jejangkit Ecopark juga semakin terbuka, seiring keberadaan Jembatan H Sahbirin Noor yang menghubungkan Jejangkit dengan Kecamatan Sungai Tabuk di Banjar.
Namun demikian, masih tersisa pekerjaan rumah agar Jejangkit Ecopark tidak mengecewakan pengunjung. Salah satunya perbaikan jalan longsor dan berlubang dari arah simpang empat Jejangkit Muara.
"Kami akan berupaya mengusulkan perbaikan jalan tersebut ke Pemprov Kalimantan Selatan, tetapi setelah jembatan di simpang empat Jejangkit Muara selesai dikerjakan," tegas Mujiyat.
"Kalau perbaikan jalan dilakukan sebelum jembatan diselesaikan, sama saja dengan dua kali kerja," tukasnya.