bakabar.com, BANJARMASIN – Setidaknya 50 orang meninggal dunia di sebuah masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru usai diberondong dengan menggunakan senjata semi otomatis oleh Brenton Tarrant, pada Jumat (15/3).
Sementara 39 korban luka dan 11 orang diantaranya dalam kondisi kritis, kini menjalani perawatan di rumah sakit Christchurch.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Mochamad Rifai mengatakan pihaknya sudah melakukan penjagaan ke tempat tempat ibadah. Penjagaan tersebut dilakukan oleh Polda Kalsel dan jajaran.
"Tidak ada penempatan anggota khusus ya. Kita hanya melakukan patroli yang ditingkatkan," ucap Kombes Pol Mochamad Rifai kepada Apahabar.com di Banjarmasin.
Rifai berharap, supaya Warga Banua tidak terprovokasi dan percaya dengan isu-isu yang mengaitkan agama.
Baca Juga:Begini Cerita Pria yang Lolos Penembakan di New Zealand 'Berkat Alquran'
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebar seluruh gambar korban luka atau tewas yang berkaitan dengan aksi penembakan di dua buah masjid di kota New Zealand, baik melalui medsos ataupun pesan berantai lainnya. Menurut dia, penyebaran gambar atau video itu akan membuat masyarakat semakin resah.
"Kami meminta masyarakat stop menyebar gambar, video atau informasi-informasi yang tidak jelas asal-usulnya terutama yang berkaitan dengan teror di New Zealand baru-baru ini. Karena ini justru tujuan teroris, yakni menebarkan rasa takut di tengah masyarakat," ungkapnya.
Rifai pun mengajak umat muslim di bumi Lambung Mangkurat tetap menjaga nilai-nilai toleransi terhadap agama lainnya sejauh tak menyakiti.
Baca Juga:Pasca Aksi Brutal, Umat Kristen New Zealand Jaga Mesjid Ketika Muslim Shalat
Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Syarif