bakabar.com, BANJARMASIN – Wakil Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Syaripuddin mendorong pemerintah provinsi agar lebih memperhatikan nasib pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pasca-pandemi coronavirus disease 2019.
“Dalam rencana pemulihan (recovery) dan rebound ekonomi Kalsel pacsa-wabah virus Corona, saya masih belum melihat ke depan program yang menyentuh pelaku UMKM. Dijelaskan hanya industri hilir yang notabene perusahaan besar,” ucap Muhammad Syaripuddin saat mengikuti Rapat Laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) bersama Bappeda dan Balitbangda Kalsel Senin (18/5) siang.
Padahal, menurut Bang Dhin -sapaan akrab Muhammad Syaripuddin, pelaku UMKM sangat penting di tengah krisis ekonomi, sebagaimana tahun 1998 silam. Sehingga ke depan perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Berdasarkan data tahun 2017, Bang Dhin mencatat jumlah pelaku UMKM Kalsel kurang lebih mencapai 284 ribu. Sedangkan pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 352 ribu.
“Ini harus menjadi perhatian khusus dan menjadi rekomendasi saya dalam LKPJ ini,” jelas Bang Dhin.
Politisi Muda PDI Perjuangan ini meminta agar Bappeda dan Balitbangda Kalsel melakukan penelitian Teknologi Tepat Guna demi mendukung kinerja dari pelaku UMKM sendiri.
“Ini ditemukan di Serongga. Ada salah seorang masyarakat yang menciptakan mesin produksi sawit menjadi CPO,” ungkap Sekretaris DPD PDIP Kalsel ini.
Di mana kala itu, kenang Bang Dhin, perusahaan tak menerima buah tandan segar kelapa sawit sehingga masyarakat berinisiatif mengolah sendiri. Sayang, masyarakat menemukan berbagai macam kendala.
“Ini yang harus menjadi perhatian Balitbangda Kalsel ke depan. Mesin tersebut masih diperlukan agar bisa menjadikan CPO ke minyak dan akan menjadi industri rumahan,” tegasnya.
Walaupun, dalam tanda kutip perusahaan besar akan ‘panik’ jika wacana ini akan terealisasi karena masyarakat yang mempunyai lahan seluas 5-10 hektar bisa memproduksi minyak secara mandiri.
“Ini harus menjadi perhatian khusus, karena untuk menopang ekonomi masyarakat,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Balitbangda Kalsel, Muhammad Amin menyetujui masukan tersebut. Namun dengan syarat, alat yang diciptakan warga itu belum pernah diteliti oleh pihak mana pun.
“Pada prinsipnya kita setuju, namun kita mesti mendapatkan masukan-masukan dari SKPD teknis,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini