Info Kesehatan

Panu Pertanda Kulit Terinfeksi Jamur, Kenali Gejala dan Pecegahannya

Bercak putih pada kulit tidak hanya merusak penampilan, tapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa gatal yang terus-menerus muncul

Featured-Image
Ilustrasi Panu. Foto: Shopee.

bakabar.com, JAKARTA - Bercak putih pada kulit tidak hanya merusak penampilan, tapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa gatal yang terus-menerus muncul. Rupanya, itu merupakan salah satu pertanda bahwa kulit tengah terinfeksi jamur.

Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi, mengatakan ada sejumlah gejala yang mengindikasikan kulit terinfeksi jamur. Di antaranya, muncul bercak-bercak putih, merah, atau kehitaman yang bisa disertai gatal, bersisik, pecah-pecah, kering, atau bahkan benjolan berisi cairan.

“Misalnya panu, itu biasanya pasien yang datang keluhannya ‘kok kulitnya belang-belang’ dan semakin lama semakin banyak. Biasanya tidak mengeluhkan gatal, atau bisa juga gatal ketika berkeringat,” ujarnya dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk, dikutip Rabu (7/6).

Avi menyebut ada tiga jenis jamur yang menyebabkan infeksi kulit: Dermatofita, Malassezia, serta Candida. Ketiganya menginfeksi kulit di bagian tubuh berbeda. Dermatofita, misalnya, menyerang kulit, rambut, dan kuku, terutama pada bagian tubuh yang mengandung keratin.

Adapun Malassezia merupakan penyebab paling umum dari pityriasis versicolor atau panu di Indonesia. Sedangkan, Candida berpotensi menyebabkan infeksi kulit dengan tampilan yang berbeda-beda, tergantung jenis jamur yang menginfeksi.

“Jamur tumbuh subur di negara-negara beriklim tropis dengan suhu udara panas dan tingkat kelembaban tinggi. Kebersihan diri yang buruk dan keringat berlebihan, dapat mempercepat pertumbuhan jamur dan menyebabkan infeksi jamur pada kulit,” jelas Avi.

Karena itulah, sambungnya, orang-orang yang berpotensi tinggi terinfeksi jamur kulit adalah mereka yang tinggal wilayah beriklim tropis. Selain itu, punya sistem kekebalan tubuh yang lemah, kelebihan berat badan, dan menderita penyakit kronis seperti diabetes.

Meski begitu, tentu ada cara untuk mencegah infeksi jamur pada kulit. Beberapa di antaranya, menjaga kebersihan diri dan tidak berbagi barang pribadi seperti handuk atau pakaian dengan orang lain.

Selain itu, apabila memiliki hewan peliharaan, pastikan agar bulunya tetap bersih dan kering. Hindari pula membiarkan hewan bersentuhan dengan lingkungan yang terinfeksi, mengingat infeksi jamur menyebar secara tidak langsung melalui kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi.

Kalau ternyata sudah terinfeksi jamur, penting untuk segera mencari bantuan medis. “Jika tidak diobati, infeksi itu dapat menyebar dan menjadi lebih parah, sehingga berpotensi menyebabkan komplikasi seperti kerusakan kulit atau infeksi bakteri sekunder,” ujar Avi.

Adapun perawatan untuk infeksi jamur kulit biasanya melibatkan penggunaan obat antijamur. Obat spesifik yang diresepkan akan tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi. 

Meski begitu, umumnya, krim, salep, atau pil antijamur digunakan untuk membunuh jamur dan meredakan gejala. Pada beberapa kasus, kombinasi obat mungkin diperlukan guna mengobati infeksi secara efektif.

Editor


Komentar
Banner
Banner