bakabar.com, JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menginstruksikan jajarannya untuk mewaspadai peningkatan kasus positif virus corona di Jakarta.
Instruksi ini menyusul data yang menunjukkan tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet sudah mencapai 75,19 persen.
Hal tersebut disampaikan Hadi saat menggelar rapat bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala BNPB Ganip Warsito di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (12/6).
“Kepada Pangdam Jaya, Kapolda Metro Jaya dan Kepala Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet untuk mengantisipasi meningkatnya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota Jakarta,” kata Hadi dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (12/6).
Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Wisma Atlet Kemayoran mulai mengalami peningkatan pada 3-4 pekan pascalebaran. Per 12 Juni, BOR Wisma Atlet sudah mencapai 75,19 persen.
Kemudian, jumlah penambahan pasien per hari ini mencapai 437 orang dalam sehari. Sehingga, kini Tower 4,5,6, dan 7 Wisma Atlet telah terisi 4.507 pasien yang terdiri dari 2.157 pasien pria dan 2.350 pasien wanita. Sementara kapasitas tempat tidur dari Wisma Atlet berjumlah 5.994.
Mengenai hal itu, Hadi memerintahkan Pangdam Jaya Mayjen Mulyo Aji, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, dan Kapuskes TNI Mayjen Tugas Ratmono selaku kepala RSD Wisma Atlet untuk memastikan kesiapan tempat tidur ruang perawatan, tenaga kesehatan, perlengkapan yang dibutuhkan serta obat-obat yang tersedia dan dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19.
“Tingkatkan dan tegakan fungsi Posko PPKM Skala Mikro di area service Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk memastikan disiplin protokol kesehatan dilaksanakan di tengah masyarakat,” ujar Hadi.
“Kemudian juga pelaksanaan testing dan tracing untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19,” kata Hadi.
Panglima juga mengingatkan agar setiap petugas yang ada di lapangan harus mengetahui tugasnya secara rinci dengan memberi pemahaman yang baik sehingga setiap petugas dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal, baik untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan, tracing, pengawasan isolasi mandiri, pemantauan dan distribusi logistik.
“Laksanakan terus pemantauan kasus aktif, angka kematian, angka kesembuhan, BOR0ICU, dan BOR isolasi serta laporkan data secara obyektif agar menjadi bahan evaluasi yang objektif pula,” ujarnya.
Menurut Hadi, jajarannya juga harus menyediakan data secara terperinci agar dapat mengambil kesimpulan yang tepat, sehingga keputusan yang diambil juga akan tepat sasaran.
Di sisi lain, menurut dia, treatment kepada pasien Covid-19 juga harus berjalan dengan baik. Ia juga menekankan perlunya ketersediaan tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, alat kesehatan yang dibutuhkan, obat-obatan, serta tempat dan pelaksanaan isolasi mandiri.
“Dan tentunya hal tersebut harus selalu dievaluasi guna mengambil langkah perbaikan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Seperti diketahui, penambahan kasus harian di Jakarta mencapai 2.000-an kasus dalam tiga hari berturut-turut. Teranyar, jumlah kasus positif di Jakarta bertambah 2.455 kasus pada Sabtu (12/6).
Dengan penambahan tersebut, akumulasi kasus positif di Ibu Kota mencapai 445.302 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 422.043 telah dinyatakan sembuh, dan 7.412 meninggal dunia.