Relax

Pandemi Masih Ada, Masyarakat Mulai Abai Prokes?

apahabar.com, JAKARTA – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry, menyebut tingkat…

Featured-Image
Ilustrasi abai prokes (Foto: istimewa)

bakabar.com, JAKARTA – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry, menyebut tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terkait pentingnya protokol kesehatan (prokes) masih tinggi. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia sejak dua tahun silam.

Sonny memaparkan, berdasarkan data dashboard monitoring perubahan perilaku, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan memang sempat menurun pada bulan Juni dan Juli.

Namun, tingkat kesadaran itu kembali meningkat pada bulan Agustus, menjelang perayaan Kemerdekaan Indonesia.

"Bulan Mei, karena kita melaksanakan libur lebaran dan ada mudik, itu kekuatan prokesnya bagus. Perlahan mulai turun, sampai Juli itu turun, tapi Agustus ini naik lagi. Artinya, kita bersyukur masyarakat sudah memahami risiko (penularan Covid-19)," ujar dia, dalam acara Sambut Kemerdekaan, Prokes Jangan Kendor, Senin (15/8).

img

Hal ini sejalan dengan data yang dikemukakan Badan Pusat Statistik, di mana menyatakan tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes sudah cukup baik. Menurut data tersebut, kepatuhan prokes umumnya didasari oleh kesadaran pribadi.

Sonny mengatakan peningkatan kesadaran ini biasanya dipicu oleh positivity rate atau kasus positif Covid-19 yang naik per harinya. Dia menjelaskan ketika masyarakat melihat ada kenaikan positivity rate, mereka cenderung meningkatkan prokes kembali.

"Per kemarin (14/8) itu positivity rate di angka 11,4 persen. Ini angka yang cukup tinggi, karena di luar batas aman yang ditetapkan WHO, yaitu lima persen," ungkapnya.

Sonny menyayangkan tingginya kepatuhan prokes secara individu itu tidak berlaku di tingkat institusi. Saat ini, sambung dia, justru banyak institusi yang tak lagi menerapkan prokes. Misalnya, tempat wisata atau ruang publik yang semula memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh, kini sudah tak begitu lagi.

Dia mendorong institusi untuk kembali memperketat prokes. Sebab, kepatuhan secara individu berpotensi melandai apabila tidak didukung oleh lingkungan yang juga menerapkan prokes. Untuk itu, dia meminta kepatuhan prokes secara individu dan institusi harus dilakukan beriringan.

Mengingat sebentar lagi bakal ramai gegap gempita Kemerdekaan Indonesia ke-77, Sonny berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan Covid-19 dan tetap menerapkan prokes. Kalau sekiranya tak memungkinkan memakai masker, dia meminta masyarakat untuk menjaga jarak.

"Gegap gempita itu harus dicerminkan dengan semangat ingin saling melindungi. Momentum kemerdekaan menjadi ajang bagi kita bersama-sama untuk meneguhkan komitmen menerapkan prokes, jangan sampai terjadi lonjakan kasus lagi," pungkasnya. (Nurisma)



Komentar
Banner
Banner