bakabar.com, JAKARTA - PT Global Expo Management (GEM) Indonesia mengharapkan pameran teknologi energi hijau dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan "net zero emission" (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060.
Direktur PT GEM Indonesia Baki Lee ditemui di lokasi pameran di Jakarta International Expo (JIExpo) Jakarta menegaskan pameran sekaligus mendukung target pencapaian bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
"Ini sangat didukung oleh Kementerian ESDM karena ini adalah salah satu program Kementerian ESDM bagaimana untuk menuju ke energi transisi yang lebih baik, lebih hijau," ucap Baki, Kamis (2/3).
Baki menambahkan, "Ini adalah pameran tentang transisi energi dari fosil ke energi hijau, konsep dari pameran ini adalah satu paket mulai dari hulu sampai hilir mulai dari komponen sampai produk."
Baca Juga: Capai Net Zero Emission, ESDM Perdagangkan Karbon PLTU Tahun Ini
Pameran tersebut diikuti 431 peserta dari 20 negara dengan target dihadiri lebih dari 20.000 pengunjung. Pameran dibagi menjadi beberapa zona seperti solar sel/panel, mesin dan bahan panel surya, battery energy storage system, lampu LED, internet of things (IoT), smart home, kabel listrik, komponen elektronik serta teknologi ramah lingkungan lainnya.
Dari 431 peserta pameran, kata Baki, terdapat 100 peserta yang berasal dari Indonesia. Ini membuktikan bahwa penggunaan energi bersih banyak diminati oleh masyarakat baik oleh dunia usaha maupun masyarakat.
"Kalau panel surya di mana pun kamu taruh di mana ada matahari di situ ada energi matahari sehingga ini kita bisa melibatkan begitu banyak pihak. Untuk itu, kami lihat banyak sekali pabrik-pabrik, dari mal, dari perumahan semua ingin menggunakan energi surya," ujarnya.
Saat ini, Baki menegaskan peluang baru untuk berbisnis di energi surya semakin terbuka lebar. Itu sebabnya, hampir semua pabrikan besar di dunia turut berpartisipasi. Sebut saja dari China, Jepang bahkan Amerika Serikat.
Baca Juga: Kalsel Dorong Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
"Jadi, mereka datang ke sini memang ingin menjalin hubungan kerja sama dengan kita," ungkapnya.
Pemanfaatan energi surya memang paling cocok diterapkan di negara kepulauan, seperti Indonesia. Karena di kepulauan membutuhkan investasinya yang besar jika mengandalkan energi fosil.
"Sehingga kalau kita lihat Indonesia negara kepulauan, kita punya sekitar 16.000 kepulauan yang banyak sekali kepulauan yang belum punya listrik. salah satu alternatif terbaik adalah menggunakan energi surya," pungkasnya.