bakabar.com, TANJUNG – Sudah menjadi komoditas buah yang paling diminati, buah langsat dari Tanta, Tabalong, justru terancam punah.
Kecamatan Tanta merupakan salah satu kawasan penghasil buah langsat di Tabalong.
Namun dibandingkan kawasan lain, pamor langsat dari Tanta terbilang sudah masyhur dan menjadi buruan warga ketika musim buah tiba.
Tidak hanya menjadi primadona warga Tabalong, langsat dari Tanta ini juga diincar masyarakat dari luar.
Namun keberadaan langsat dari Tanta terancam punah akibat aksi sekumpulan pencuri.
Sedianya pencuri-pencuri itu tidak langsung menjarah buah. Mereka hanya mengambil madu kelulut yang bersarang di pohon langsat.
Masalahnya pencurian madu kelulut itu dilakukan dengan cara menebang pohon langsat.
Aksi meresahkan itu setidaknya mulai sering terjadi di Desa Tanta, Padangin dan Teluk Bayur. Terakhir pencuri beraksi menebang pohon langsat milik Budi Irianto, Jumat (6/8).
“2 pohon langsat dan 1 pohon rambutan telah ditebang pencuri yang mengambil sarang kelulut,” ungkap Budi Irianto yang juga Kepala Desa Tanta, Minggu (8/8).
Penebangan itu dilakukan malam hari dengan cara digergaji. Aksi pencuri itu sulit dideteksi, mengingat lokasi perkebunan jauh dari pemukiman.
Langsat milik Budi Irianto yang ditebang pencuri itu berumur sekitar 50 tahun. Dalam setiap musim, pohon tersebut menghasilkan buah sebanyak 200 kilogram atau menghasilkan pemasukan setara Rp6 juta.
“Kalau terus dibiarkan, saya khawatir akan mengurangi populasi dan hasil langsat di Tanta. Tidak menutup kemungkinan punah, kalau pencurian semakin marak,” tukas Budi.
Agar terhindar dari aksi penebangan, masyarakat berinisiatif menutup sarang kelulut hingga bahkan dimatikan. Mereka juga akan semakin giat berpatroli di perkebunan.
“Kalau masih beraksi juga, kami tak segan menyerahkan pelakunya kepada polisi untuk diproses hukum,” tegas Budi.