bakabar.com, JAKARTA – Modus Pig Butchering akan menipu dan memeras korban setelah memperdayanya dengan rayuan asmara.
Berkenalan dengan seseorang yang baru merupakan salah satu manfaat penggunaan media sosial bagi warganet di Indonesia. Bahkan tak sedikit yang beruntung dengan sukses menemukan calon pasangan hidupnya saat bermain medsos.
Namun sayangnya ada sindikat penipu yang memanfaatkan modus berkenalan ini untuk meraup uang dari para warganet dan aksi ini dikenal dengan istilah pig butchering scam.
Pakar Digital Anthony Leong mengungkapkan warganet Indonesia harus sudah mulai waspada dengan modus ini.
Baca Juga: Waspada! Berikut Ragam Modus Baru Penipuan Digital
Modus penipuan daring ini ramai dibahas beberapa bulan terakhir dengan korban yang bermunculan di berbagai negara.
Di mana layaknya aksi si Tinder Swindler yang sempat viral akibat mendekati banyak wanita untuk mengambil hati para perempuan tersebut dan menguras harta mereka.
Modus pig butchering juga memanfaatkan metode pendekatan asmara dalam rangka menipu para korbannya.
“Modus penipuan ini sebenarnya berasal Tiongkok yang berasal dari istilah Shaz Hu Pan yang secara harfiahnya artinya penyembelihan babi alias pig butchering dalam bahasa Inggris," ujar Anthony dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7).
Modus pig butchering dimulai dari pelaku melakukan bekenalan dengan target penipuan. Lalu pelaku mencoba membangun kedekatan lebih dalam dengan korban.
"Layaknya memberikan sinyal mengarah ke asmara atau pertemanan yang intens. Barulah setelah itu pelaku melancarkan aksinya,” imbuhnya.
Wasekjend BPP HIPMI itu melanjutkan, pelaku biasanya memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk berkenalan dengan korban.
Dari mulai hanya mengucapkan halo sampai memuji postingan atau story menjadi langkah awal pelaku mulai menjerat korbannya.
Baca Juga: Korban Penipuan Like dan Subscribe Capai Ratusan, Kenali Modusnya!
Pelaku tidak hanya mengincar korban dari salah satu jenis kelamin, tapi juga bisa berasal dari perempuan dan laki-laki.
Anthony menjelaskan pelaku bisa menipu korbannya dengan memasang profil picture pria tampan atau wanita cantik untuk membuat korbannya lengah
“Sehingga mau berkomunikasi intens. Setelah korban dirasa semakin mudah untuk diajak chat, barulah pelaku menceritakan bahwa dirinya menghasilkan uang banyak melalui investasi kripto,” jelasnya.
Pelaku pun merekomendasikan apps atau laman investasi yang ia klaim merupakan platform resmi dan sudah membuat untung banyak orang.
Ia kemudian membuai korban untuk mengecek platform tersebut dan melihat berbagai data investasi kripto sehingga Anda tertarik. Lalu pelaku meminta korban untuk membuat akun serta berinvestasi.
“Korban yang tertarik kemudian mencoba menanamkan saldo misalnya USD$50-100 dan tak lama kemudian investasi itu meningkat pesat hingga membuat korbannya bersemangat," kata Anthony.
Baca Juga: Polisi Ngaku Kantongi Pelaku Penipuan Modus Like dan Subscribe
Dari sinilah pelaku terus ‘mengemukkan’ akun Anda hingga korban melihat ini sebagai investasi yang menjanjikan dan nekat memasukkan semua uang yang dimilikinya.
Bahkan pelaku sering kali meminta korban untuk mencari uang dengan meminjam untuk terus meningkatkan saldo di akunnya.
"Setelah korban kehabisan dana, pelaku menutup akun korban di platform tersebut dan memblokir korban,” kata CEO Menara Digital itu
Di Indonesia sudah ada warganet di Instagram yang mengaku diajak berkenalan oleh pengguna yang mencurigakan dan disinyalir dari arah pembicaranya mengarah ke modus pig butchering scam.
Dari sinilah Ketua HIPMI Digital Academy itu meminta warganet lebih berhati-hati lagi saat berkenalan dengan orang baru di media sosial.
Anthony meminta mansyarakat untuk berhati-hati akan godaan oleh pengguna media sosial dari luar negeri entah itu pria atau wanita.
Jangan sampai mudah terbuai dengan foto palsu yang dipasang, hingga kemudian terjebak kr dalam modus penipuan itu.
"Karena bila tidak waspada maka kita bisa terjerat dalam pig butchering scam dan harta kita bisa terkuras oleh para individu yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.