bakabar.com, JAKARTA - PDI Perjuangan dinilai bakal menjadi penentu peta konfigurasi politik Pilpres 2024. Sebab siapapun calon Presiden yang diusung PDIP bakal berpeluang memutar haluan sikap politik sejumlah partai.
"Jadi poros presiden sekarang ini, di partai mana pun tergantung di PDIP semuanya," kata pakar politik Universitas Andalas, Asrinaldi, Rabu (21/3).
Ia menerangkan jika PDIP mengusung Puan Maharani di Pilpres 2025, maka otomatis sejumlah partai akan mengalirkan dukungan untuk Ganjar Pranowo yang tak diakomodir PDIP.
Baca Juga: Pengamat: PDIP Dongkrak Elektabilitas Puan di Singkawang Kalbar
Selain memecah suara PDIP, Ganjar juga berpeluang menang karena kerap memuncaki survei penjajakan capres 2024.
Untuk itu deklarasi calon Presiden dari PDIP akan menjadi starting point bagi pengaturan ulang rajutan koalisi di Pilpres 2024. Termasuk bakal menjadi pemicu sikap politik partai-partai yang masih gamang mencari figur capres.
Menurutnya, pernyataan adik Ketua Umum Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo cukup beralasan untuk menyandingkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo. Sebab peluang Ganjar yang minim untuk mengantongi tiket menuju Pilpres 2024.
Baca Juga: Manuver Megawati: Absen Acara PDIP Jatim Demi Temui Kepala Desa
"Saya pikir memang betul karena Ganjar dari PDIP, tetapi tiketnya untuk Puan bukan untuk Ganjar," ujarnya.
Terlebih Ganjar tak memiliki daya tawar berlebih di internal PDIP, sedangkan Prabowo Subianto dapat menjadi batu pijakan Ganjar melenggang ke arena Pilpres 2024 meski harus puas dengan posisi cawapres.
Selain itu, Prabowo juga membutuhkan dukungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) jika Ganjar Pranowo merapat bersanding dengan Prabowo.
Sebab kekuatan Prabowo dan Ganjar akan semakin kuat seiring dengan sikap malu-malu partai-partai di KIB yang juga tertarik dengan figur Ganjar.
Baca Juga: PDIP Peringatkan Kader Jawa Timur Patuhi Keputusan Megawati
Lebih lanjut kiprah Prabowo terbilang lebih unggul dari Ganjar membuat nominasi pasangan ini lebih sempurna. Apalagi ditinjau dari berbagai aspek dalam memetakan konfigurasi kepemimpinan Indonesia ke depan.
Jika dari segi usia, eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Ke-15 tersebut lebih tua 16 tahun dari Gubernur Jawa Tengah yang baru memasuki usia 55 tahun pada Oktober 2023.