Pemprov Kalsel

Optimalisasi Alsintan Lewat Digitalisasi, DPKP Kalsel Luncurkan Inovasi Si Sapa Intan

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Selatan meluncurkan inovasi digital yang diberi nama Si Sapa Intan atau Sistem Pemantauan dan Evaluasi Pe

Featured-Image
Peluncuran sistem Si Sapa Intan. Foto: DPKP Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Selatan meluncurkan inovasi digital yang diberi nama Si Sapa Intan atau Sistem Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian.

Terobosan ini digagas untuk mengoptimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) di seluruh kabupaten/kota.

Si Sapa Intan merupakan gagasan Kabid Sarana dan Prasarana Pertanian DPKP Kalsel, Amarullah, juga peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Tingkat III Angkatan I Tahun 2025.

Lewat sistem tersebut, data alsintan mulai dari lokasi, jenis, kondisi hingga status pemanfaatannya dapat dipantau dan dievaluasi secara real-time.

"Kami ingin punya database awal alsintan yang akurat dan terintegrasi. Dari situ bisa diketahui sejauh mana alat dimanfaatkan," papar Amarullah, Jumat (15/8).

"Sekaligus memperkuat pengelolaan dan distribusinya agar merata," imbuhnya.

Melalui Si Sapa Intan, petugas di kabupaten/kota dan UPT akan mendapat pelatihan serta sosialisasi penggunaan aplikasi.

Sistem ini juga akan melibatkan tim pemantau yang bertugas untuk memastikan laporan kondisi alsintan diperbarui secara berkala.

Aplikasi ini menyasar berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian, seperti kelompok tani, gapoktan, Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Pangan hingga pemerintah daerah.

"Kalau ada daerah yang kekurangan alsintan, sementara daerah lain punya alat yang belum terpakai, maka bisa dipinjamkan. Semua akan saling terkoneksi dengan sistem ini," jelasnya.

Lebih dari sekadar pengelolaan data, Si Sapa Intan membawa misi transformasi pertanian digital. Amarullah meyakini digitalisasi akan menjadi magnet bagi generasi muda untuk menekuni pertanian dengan pendekatan modern.

Menurutnya, pertanian itu sektor unggulan dan berkelanjutan. Dengan digitalisasi, diharapkan petani milenial merasa bangga dan tertarik masuk ke sektor ini.

Inovasi ini mendapat dukungan luas, termasuk dari Kementerian Pertanian RI, Balai Penelitian Pertanian, BBPP Binuang, Pemprov Kalsel, hingga pelaku utama pertanian.

Editor


Komentar
Banner
Banner