bakabar.com, JAKARTA - Israel resmi menggempur Gaza sejak awal Oktober 2023. Biaya perang 'Operasi Badai Al-Aqsa' telah mencapai 210 miliar Shekel atau $58 miliar (RP897,3 triliun).
Gubernur Bank Sentral Amir Yaron pun mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengendalikan belanja publik dengan cepat.
"Sebelum pasar bereaksi buruk jika pemerintah gagal melakukannya," jelas Amir, Rabu (3/1) dikutip bakabar.com dari Antara.
Baca Juga: Inggris Geber Israel Biar Patuhi Hukum Internasional, Lip Service?
Pernyataan Yaron muncul seiring dengan keputusan bank menurunkan suku bunga dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Ini menjadi penurunan suku bunga pertama sejak 2020.
“Tidak bertindak sekarang untuk menyesuaikan anggaran dengan pemotongan pengeluaran, menghapus kementerian yang berlebihan dan meningkatkan pendapatan mengingat kebutuhan perang kemungkinan akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan,” ujar Yaron.
Baca Juga: Mahfud MD Kutuk Serangan Israel ke Rumah Sakit di Gaza
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Gempuran ini telah menewaskan sedikitnya 21.978 warga Palestina. Sebagian besar wanita dan anak-anak. Serta melukai 57.697 lainnya.
Sedangkan sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.