bakabar.com, BANJARMASIN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai sektor jasa keuangan tetap terjaga stabil, dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh.
“Sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” ucap Kepala OJK Kalsel, Darmansyah, Rabu (10/1).
Pada November 2023, sektor perbankan tumbuh dengan intermediasi, likuiditas dan risiko kredit terjaga dalam threshold yang memadai.
Di mana aset perbankan Kalsel tumbuh 11,81 persen yoy (25,48 persen ytd).
Kredit perbankan tumbuh meningkat menjadi 11,06 persen yoy (6,70 persen ytd).
“Terutama ditopang kredit investasi yang tumbuh sebesar 22,21 persen yoy,” katanya.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023, tercatat tumbuh 9,08 persen yoy (18,58 persen ytd) menjadi Rp82,59 triliun dan 18,58 persen ytd.
“Hal ini didorong peningkatan deposito sebesar 22,50 persen yoy dan tabungan sebesar 7,68 persen yoy,” jelasnya.
Sementara itu, rasio LDR 76,56 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,94 persen dan 2,42 persen.
Hal ini menunjukkan perbankan masih memiliki ruang penyaluran kredit dengan tetap menjaga kualitas kredit.
Proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit di Kalsel posisi November 2023 sebesar Rp22,9 triliun atau 36,33 persen dari total kredit dengan risiko kredit yang terjaga, tercermin dari rasio NPL gross Kredit UMKM sebesar 3,24 persen.
“Berdasarkan sektor, penyaluran kredit UMKM di Kalsel tertinggi pada perdagangan besar, disusul pertanian, lalu jasa kemasyarakatan,” ungkapnya.
Sampai dengan triwulan III Tahun 2023, sambung dia, penyaluran KUR di Kalsel mencapai Rp3,65 triliun kepada 63.088 debitur.
BRI merupakan bank penyalur KUR tertinggi di Kalsel dengan total penyaluran Rp2,17 triliun kepada 48.459 debitur.
“Disusul BPD Kalsel sebesar Rp647 miliar kepada 5.204 debitur, Bank Mandiri sebesar Rp374 miliar kepada 4.123 debitur, BNI sebesar Rp293 miliar kepada 1.745 debitur dan BSI sebesar Rp96 miliar kepada 1.245 debitur,” pungkasnya.